Selasa, 01 Januari 2013

Di Sini, Pacaran Sebuah Aib


Meski pemerintahan Hamas di Gaza tidak secara resmi menerapkan syariat Islam, semisal hukum hudud atau kewajiban jilbab dan lainnya, sebagian nilai syariat malah sudah menjadi adat yang sangat kental melekat di masyarakat.


Yang sangat menarik, di Gaza, berpacaran dianggap sebuah aib besar. Jangankan pacaran, menemukan muda-mudi lain jenis yang bukan mahram bercakap-cakap di pinggir jalan atau di tempat umum juga sulit ditemukan.

Marwan al-Hirtsani, seorang mantan polisi yang menemani hidayatullah.com di Gaza mengatakan, jika ada muda-mudi bercengkrama di muka umum, polisi akan menegur dan menanyakan surat nikah mereka.
"Mereka akan ditegur," kata Marwan.


Tidak hanya itu, jika seorang laki-laki kedapatan memotret seorang wanita di tempat umum, polisi juga akan menegur dan memperkarakan tindakan tersebut.

Dibanding negara-negara Arab lain, di Gaza hampir tidak ditemukan wanita baligh yang tidak memakai jilbab. Wanita bercadar bisa ditemukan hampir di setiap tempat.

Jika di Indonesia anak-anak perempuan usia TK dan SD banyak yang berjilbab tetapi kebanyakan malah lepas jilbab ketika baligh, anak-anak perempuan di Gaza malah tak berjilbab. Tapi ketika usia baligh, tidak jarang dari mereka yang langsung memakai cadar.

Ketika hidayatullah.com diundang ke rumah-rumah untuk makan malam atau sekedar minum kopi, teh, dan makan buah, tidak pernah terlihat istri tuan rumah dan anak-anak perempuan berusia baligh berseliweran. Tetapi jika ada di rumah tersebut ada anak-anak perempuan atau laki-laki,mereka akan mengerubungi dengan wajah-wajah imut yang menggemaskan.

Anak-anak Gaza bermain di bekas reruntuhan serangan Zionis

Usia menikah di Gaza juga cukup muda. Banyak yang menikah di bawah umur 20 tahun. Alasannya, untuk menjaga syahwat dan memperbanyak ummat Muhammad shalallahu 'alaihi wassallaam.

Mereka juga tidak berpandangan, orang Arab harus menikah dengan Arab. Asalkan Muslim dan taat beragama.

Maharnya?.... Rata-rata  6000 Dollar AS atau sekitar Rp. 60 juta. Itu mahar yang pertengahan, ada yang sedikit lebih murah banyak yang di atasnya.

"Tapi itu wajar," kata Nur Ikhwan Abadi, relawan MER-C yang menjadi penanggungjawab pembangunan Rumah Sakit Indonesia di Gaza.

Kata Nur Ikhwan, banyak wanita Gaza yang hafal al-Qur'an. Tidak hanya sekedar subur melahirkan - rata-rata wanita Gaza melahirkan 10 anak -wanita Gaza juga dikenal banyak melahirkan para mujahid yang tangguh.*