Bassima Hakkaoui adalah satu-satunya
wanita yang menjadi menteri dalam kabinet Pemerintahan Maroko. Menteri yang
mengenakan jilbab itu mengaku kerap menjadi sasaran 'serang' media-media di
negaranya.
Ia pun mengeluh. Bassima menilai pemberitaan media massa kerap menyudutkan diri dan keluarganya. Sang menteri pun kian kesal karena suaminya dituduh memiliki istri dua.
Ia pun mengeluh. Bassima menilai pemberitaan media massa kerap menyudutkan diri dan keluarganya. Sang menteri pun kian kesal karena suaminya dituduh memiliki istri dua.
"Sejak saya menjabat posisi ini, saya selalu diserang berita bohong. Padahal saya tidak pernah berbicara apapun kepada mereka," kata dia seperti dikutip Harian Maroko berbahasa Prancis, Tel Quel, Ahad (20/1).
Ia menyayangkan sebagian pemberitaan itu tanpa verifikasi. Padahal, ia mengaku tak pernah mempersulit kerja wartawan.
"Saya menemukan diri saya seperti menjadi puncak perhatian ketimbang menteri lainnya. Apa ini karena saya mengenakan jilbab atau saya menteri perempuan satu-satunya," kata dia.
Kendati mengeluhkan perlakuan Media, Bassima berjanji akan mengabarkan lebih lanjut terkait rencana perubahan pasal 475 dalam Hukum Pidana negara tersebut yang selama ini dianggap terlalu lemah menghukum pemerkosa.
Rencana ini mengemuka setelah tahun lalu sebuah pengadilan Maroko membolehkan pemerkosa menikahi korbannya yakni Amina Faili, 16 tahun, guna menjaga kehormatan keluarga korban. Sayang, sebelum itu terlaksana, korban bunuh diri.
Masyarakat begitu marah dengan kabar itu sehingga menyerukan perubahan dan reformasi pengadilan pidana. "Saya kira, pemerkosa milik penjara dan bukan teman lainnya," kata dia.