Rabu, 23 Januari 2013

Sumbawa Rusuh, Sejumlah Rumah Ibadah Dirusak


Limaratusan warga menyerang permukiman tertentu di Sumbawa Besar, Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa (22/1) siang, Waktu Indonesia Tengah (Wita).

Kerusuhan ini dipicu oleh isu bernuansa Suku Agama Ras dan Antargolongan (SARA). Dalam aksi penyerangan itu, sejumlah tempat ibadah agama tertentu dirusak massa yang termakan isu.


Rumah dan toko pun di beberapa lokasi menjadi sasaran amukan warga, hingga beberapa rumah yang dihuni komunitas tertentu dibakar massa, dan sejumlah kendaraan juga dirusak.

Aksi bermula dari unjuk rasa yang dilakukan sekitar 200 orang di jalan Yos Sudarso, Kelurahan Seketeng, Kecamatan Sumbawa, Kabupaten Sumbawa, sekitar pukul 13.00 Wita.

Pengunjuk rasa didominasi oleh sanak keluarga dari Arniati, perempuan yang dinyatakan tewas pada Ahad (20/1) dini hari. Dia dilaporkan mengalami kecelakaan lalu lintas. Namun, sanak keluarganya meragukan keterangan tersebut karena ditubuh korban ditemukan tanda-tanda kekerasan.

Sebelum dinyatakan tewas, Arniati bersama pacarnya yang anggota polisi Brigadir I Gede Eka Suarjana, keluar bermalam Minggu, menggunakan sepeda motor.

Bersama warga lainnya, keluarga korban menggelar aksi unjuk rasa dengan jumlah massa 200 orang. Aksi tersebut dilakukan sebagai protes terhadap pernyataan polisi yang menyatakan penyebab kematian tersebut murni kecelakaan lalu lintas.

Unjuk rasa  berkembang menjadi aksi anarkis. Bahkan, massa  menyasar tempat ibadah tertentu namun dihalau oleh aparat kepolisian yang dibantu satuan TNI.

Sempat terjadi ketegangan hingga massa pengunjuk rasa nyaris bentrok dengan aparat keamanan ketika polisi hendak menangkap seorang pengunjuk rasa. Pria yang dipanggil Slank itu diduga sebagai provokator aksi anarkis.

Massa aksi sempat melempari batu dan benda keras lainnya ke arah tempat ibadah tersebut, hingga massa aksi yang jumlahnya terus bertambah hingga mencapai lebih dari 500 orang, melakukan pengrusakan dua tempat ibadah, serta merobohkan pintu gerbang.

Pengunjukrasa kemudian bergerak ke lokasi lain, dan sekitar pukul 16.00 Wita, massa aksi melakukan pengrusakan terhadap toko UD Dinasty milik Wayan Rantak, hingga mencuat aksi pejarahan barang dagangan. Rumah warga tertentu lainnya dilaporkan dirusak dan dibakar.