Demi mencegah tindak perkosaan yang
tengah marak di India, sebuah desa menerapkan larangan mengenakan t-shirt dan
celana jeans bagi para wanita. Larangan ini ditentang oleh para pemudi,
sementara orangtua mendukungnya seratus persen.
Diberitakan Daily Mail, larangan
tersebut diberlakukan di desa Khedar, wilayah Hisar di sebelah barat laut India
pada pekan ini. Selain dilarang memakai jeans dan t-shirt, para pemuda juga
dilarang menggelar pesta yang menampilkan DJ dan minuman beralkohol.
Jika dilanggar, bisa mendapat denda
hingga 11.000 rupee atau hampir Rp2 juta. Petinggi desa mengatakan, larangan
ini diterapkan demi mencegah aksi kekerasan dan perkosaan terhadap wanita.
“Kami memutuskan melarang alkohol
yang menjadi pemicu perkosaan. Kami juga melarang jeans dan t-shirt bagi wanita
karena pakaian itu tidak pantas,” kata kepala desa Khedar, Sarpanch Shamser
Singh, kepada Times of India.
Peraturan baru ini mendapatkan
penentangan dari para pemuda dan pemudi desa. Namun, para sesepuh mengaku
senang ada larangan tersebut. “Keputusan ini sangat bagus dan mencegah
pelecehan terhadap wanita. Pakaian yang buruk adalah penyebab utama perkosaan,”
kata seorang sepuh, Shanti Devi.
Isu perkosaan tengah menimbulkan
ketegangan di India. Seorang mahasiswi di India tewas di rumah sakit Singapura
setelah menjalani perawatan atas luka-luka yang dialaminya. Bersama teman
prianya, wanita ini diperkosa dan disiksa beramai-ramai di dalam bus dan
dilemparkan ke luar.
Kasus ini memicu demonstrasi besar
di India terhadap lemahnya keadilan dan buruknya pelayanan polisi. Seorang
polisi tewas dalam demonstrasi yang berlangsung ricuh di New Delhi.
Lima tersangka saat ini tengah
menjalani proses pengadilan yang dilangsungkan secara tertutup. Lima tersangka
pemerkosaan sadis terhadap seorang mahasiswi di India mulai diadili hari, Senin
7 Januari 2013. Kasus perkosaan ini jadi isu nasional di India saat ribuan
massa turun ke jalan memprotes lemahnya hukum dan lalainya polisi di negeri
tersebut.
Diberitakan Reuters, kelima
tersangka dibawa ke pengadilan New Delhi dengan menggunakan van biru.
Pengadilan perdana dijaga ketat aparat bersenjata, sementara ribuan orang turun
ke jalan menuntut hukuman berat bagi para tersangka.
Menurut salah satu hakim, Namrita Aggarwal,
pengadilan itu tertutup bagi media dan publik untuk memastikan keselamatan para
tersangka. Sebelumnya, proses pengadilan sempat ricuh saat seorang pengacara
menawarkan membela para tersangka. Tawaran ini lantas diteriaki dan dikecam
pengacara lainnya yang mengatakan kelimanya tidak pantas dibela.
Kelima orang tersangka bernama
Mukesh Kumar, Ram Singh, Akshay Thakur, Pawan Gupta dan Vinay Sharma. Dua dari
tersangka, Vinay Sharma dan Pawan Gupta, bersedia memberikan bukti-bukti, demi
meringankan hukuman.
Tiga orang lainnya telah didakwa
atas pembunuhan, perkosaan dan penculikan. Para pengacara telah memperkirakan,
hukuman bagi mereka tidak lain adalah hukuman mati. Seorang tersangka baru
berusia 17 tahun dan akan diadili di pengadilan terpisah.