Aktivis
kemanusiaan, dr. Joserizal Jurnalis, SpOT menyatakan peristiwa pembunuhan dua
pemuda Asmar dan Kholil di pelataran masjid, jelas menggambarkan bahwa Densus
88 meniru cara kerja Amerika Serikat dan Zionis.
Hal ini diungkapkan Joserizal yang
geram atas pembantaian demi pembantaian yang dilakukan Densus 88 terhadap umat
Islam.
“Peristiwa
pembunuhan dengan pemberondongan anggota masyarakat sipil di pelataran mesjid
adalah salah satu bukti yang menyakinkan bahwa Densus 88 meniru cara kerja
program war on terror yang diciptakan AS dan Zionis,” kata pendiri
Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), kepada voa-islam.com, Senin
(7/1/2013).
...Densus 88 menganggap ini perang
tertutup, sama seperti AS dan Zionis yang juga melakukan pembunuhan aktivis
dakwah di seluruh dunia.
Menurut
dokter Jose -sapaan akrabnya- Densus 88 menganggap ini perang tertutup seperti
AS dan Zionis yang melakukan pembunuhan terhadap aktivis dakwah di seluruh
dunia.
“Densus
88 menganggap ini perang tertutup, sama seperti AS dan Zionis yang juga melakukan
pembunuhan aktivis dakwah di seluruh dunia. Kadang AS dan Zionis menggunakan
pasukan ‘swasta’ Blackwater untuk operasi undercovernya,”
ujarnya.
Untuk
itu, Jose meminta kepada pemerintah agar melakukan evaluasi terhadap kinerja
Densus 88 dan menelusuri aliran dananya.
“Sudah
saatnya apa yang dilakukan Densus 88 ini dievaluasi, apakah Densus 88 ini
menjalankan program negara atau program asing (war on terror)? Cara yang
paling mudah adalah dengan menelusuri dana operasional mereka,” ungkapnya.
...Cara-cara kerja densus seperti
ini membuat negara melakukan state terrorism. Tidak akan menimbulkan
ketakutan kepada target operasi Densus 88 tetapi akan menimbulkan kemarahan
Sebab
kinerja Densus 88 yang main tembak, telah menjadikan Indonesie sebagai state
terrorism. Dan tindakan tersebut justru akan menimbulkan balas dendam
masyarakat sipil.
“Cara-cara
kerja densus seperti ini membuat negara melakukan state terrorism. Tidak
akan menimbulkan ketakutan kepada target operasi Densus 88 tetapi akan
menimbulkan kemarahan, kebencian bukan hanya bagi target Densus 88, malah bisa
meluas ke masyarakat sipil dan balas dendam,” tegasnya.
Di
negaranya sendiri, program war on terror banyak dipertanyakan. Begitu
banyak buku yang ditulis dan berpendapat bahwa pelaku tragedi 9/11 adalah AS
dan Zionis sendiri.
“Program
war on terror sendiri sebagai kelanjutan peristiwa 9/11 sudah banyak
dipertanyakan masyarakat sipil dunia bahkan di AS sendiri. Banyak buku ditulis
mempertanyakan peristiwa 9/11 yang menjadi dasar dari program war on terror,
apakah betul dilakukan Osama Bin Laden? Mayoritas berpendapat pelakunya adalah
AS dan Zionis sendiri untu menciptakan ‘keseimbangan baru’ di dunia,” tutupnya.
[Ahmed Widad]