Selasa, 15 Januari 2013

“Yenny Wahid Tidak Pantas Sebut Dirinya Intelektual”


Penulis buku “Ada Pemurtadan di IAIN”, Hartono Ahmad Jaiz mempertanyakan data Yenny Wahid, Direktur The Wahid Institute yang menyatakan bahwa angka perkosaan di negara yang mewajibkan berjilbab lebih tinggi dari negara yang tidak mewajibkan. Lebih jauh, Hartono Ahmad Jaiz, mempertanyakan, dari mana data Yenny itu didapat, sehingga apa yang disampaikan itu  tidak menipu jutaan orang.


“Sifat-sifat seperti ini termasuk ciri orang-orang munafik,”  jelas Hartono dalam kegiatan seminar “Ada pemurtadan di IAIN” di Masjid Muhammad Ramadhan Bekasi Selatan, seperti diberitakan Hidayatullah, Minggu (13/01).

Lebih lanjut, Hartono menganggap Yenny tidak pantas mengklaim diri sebagai intelektual. Sebab seorang intelektual, menurutnya tidak akan sesumbar apalagi sampai berani menyebarkan opini dengan data palsu.

“Yenny coba membungkamn kebenaran dengan cara yang bathil,” tegas Hartono lagi.

Sebagaimana diketahui, sebelum ini, dalam debat di TV One dengan tema “Perda Bermasalah, Siapa Resah” hari Senin malam (07/01), Yenny Wahid sempat mengatakan bahwa  kasus pemerkosaan di negara Arab di mana wanitanya berpakaian tertutup, ternyata lebih tinggi daripada negara-negara Eropa yang wanitanya sangat minim dalam berpakaian, bahkan bebas berbikini di pantai.

Hartono berharap Yenny minta maaf kepada umat Islam. Karena apa yang dikatakannya tersebut tidak pantas keluar dari mulut intelektual.