Kamis, 31 Januari 2013

GKI Kuningan Batalkan Relokasi Gereja


Setelah berkali-kali mendapat aksi penolakan warga akhirnya pihak Gereja Kristen Indonesia (GKI) Kabupaten Kuningan Jabar membatalkan rencana relokasinya. Demikian diungkapkan Ketua Aliansi Masyarakat Muslim Purwawinangun (AMMP) Kabupaten Kuningan, Totong Heriawan kepada hidayatullah.com Senin sore (28/1/2013).


Totong menjelaskan hasil tersebut diperoleh setelah pada Ahad kemarin digelar pertemuan yang dihadiri AMMP, FKUB, Kemenag Kuningan dan pihak GKI yang berlangsung di Gedung Kabupaten Kuningan. Meski baru pernyataan lisan, namun menurut Totong itupun hal yang prinsip.

“Kami kemarin disuruh keluar dulu dari forum  rapat dan diminta masuk lagi memasuki ruang rapat. Menurut pak H. Yusron dari Kemenag ada pernyataan sikap panitia relokasi GKI dan Umat Kristen yaknni: 1. Relokasi GKI tidak lanjutkan dan kegiatan anak-anak kembali ke depan SDN 1 Kuningan. 2. Ex bengkel Netral yang sedianya akan dibangun Gereja 4 Lantai akan dipergunakan sebagai gedung perkantoran saja,”jelas Totong.


Sedianya GKI yang terletak di Siliwangi tersebut akan direlokasi ke jalan yang sama yang jaraknya sekira 300 meter dari lokasi semula.Hal tersebut terpaksa dilakukan karena dianggap sering menimbulkan kemacetan saat di gelar kegiatan kebaktian.


Namun menurut Totong di lapangan menunjuk fakta adanya penipuan yang dilakukan pihak GKI terhadap warga Kuningan khususnya warga Kelurahan Purwawinangun dalam membangun gereja tersebut. Pihak GKI Kuningan mengklaim telah mendapat dukungan sebanyak 82 orang warga Kelurahan Purwawinangun.


“Akan tetapi nyatanya, saat kami verifikasi dukungan tersebut diperoleh dari tipu daya dan kebohongan-kebohongan,”jelas Totong.


Totong memberi contoh di antaranya, pihak GKI mengatakan bahwa mereka akan mendirikan Taman Kanak-Kanak (TK) dan Tempat Pendidikan Al-Quran (TPA). Namun sebenarnya yang dimaksud itu bukan Taman Kanak-Kanak (TK) tapi Tempat Kebaktian (TK) dan TPA berarti Tempat Pendidikan Al-Kitab.


Puncaknya Senin lalu AMMP bersama ormas-ormas Islam di Kabupaten Kuningan mengadakan aksi damai jalan kaki dari masjid Asy-syifa Purwawinangun ke Gedung Bupati, yang intinya mempertanyakan jawaban atas surat AMMP yang berisi penolakan relokasi GKI yang dikirim kepada Bupati Kuningan.


Pada saat itu beberapa perwakilan dari AMMP dan ormas-ormas Islam di terima untuk berdialog, dan dalam acara tersebut AMMP, ormas-ormas Islam dan tokoh-tokoh masyarakat, mendesak  agar Bupati Kuningan segera mengeluarkan surat penolakan atas permohonan ijin relokasi Gereja di Jalan Siliwangi Kabupaten Kuningan.


Sementara itu menanggapi sikap GKI yang membatalkan rencana relokasi gereja,pihak AMMP yang diwakili Totong Heriawan  menyambut postif.Namun demikian warga muslim Kuningan khususnya AMMP akan terus mengawal dan mengawasinya proses serta penggunaannya.


“Ini bukan masalah tidak toleransi atau anti kerukunan atau curiga namun jangan sampai nanti merubah fungsinya yang izinnya untuk gedung perkantoran tetapi dipergunakan untuk kegiatan keagamaan layaknya seperti gereja. Fakta di lapangan sudah banyak terjadi. Kalau itu yang terjadi coba siapa yang melanggar hukum, tidak tolerasnsi, tidak menghormati hak-hak masyarakat Muslim, juga tidak menjaga kerukunan umat beragama serta tidak menjaga Kuningan yang kondusif,” tegas Totong.*