Koordinator
KontraS, Haris Azhar menyesalkan aksi penembakan yang dilakukan aparat Densus
88. Haris memandang bahwa operasi Densus 88 di sejumlah daerah itu penuh
kejanggalan.
Ia
pun meragukan pernyataan-pernyataan yang membela Densus 88 mengambil tindakan
membunuh atau dibunuh.
“Memang
beberapa hari terakhir ini, bahwa mereka yang mendukung aksi Densus 88 itu
mengatakan kalau mereka tidak membunuh mereka yang akan dibunuh. Nah,
memastikan dan pertanggungjawaban statement itu seperti apa?” kata Haris Azhar
saat dihubungi voa-islam.com, Rabu (9/1/2013).
...Lalu kalau diketahui bahwa mereka
membawa bahan peledak tetapi tidak diketahui identitasnya ini kan aneh.
Lalu
hal yang cukup janggal adalah ketika aparat menyatakan bahwa mereka
membawa bahan peledak, namun ada beberapa pelakunya tidak teridentifikasi.
“Lalu
kalau diketahui bahwa mereka membawa bahan peledak tetapi tidak diketahui
identitasnya ini kan aneh. Peristiwa seperti itu bisa terjadi kalau tertangkap
tangan. Kalau ada copet tertangkap kan kita tidak tahu siapa copet itu, tapi
kan dia tertangkap tangan. Apalagi kasus terorisme ini bukan kasus kriminal
dadakan. Dia adalah kasus yang terjadi secara sistemik, sehingga bisa dilakukan
pencegahan dan lain-lain,” jelasnya.
Oleh
sebab itu, ia mempertanyakan dimana klaim kesuksesan apara kepolisian yang
katanya mendapat berbagai penghargaan dalam penanggulangan kasus terorisme?
“Lalu
ada pertanyaan; dimana klaim kesukseskan polisi Indonesia yang mengatakan bisa
menanggulangi terorisme, bisa mendapatkan penghargaan kiri kanan, tetapi kok
tidak bisa mendeteksi atau melakukan pencegahan. Kenapa harus sampai pada satu
titik, mereka harus dibunuh atau membunuh? Berarti kan ada kegagalan
mendeteksi, berarti tidak sukses dong?” tanyanya.
...dimana klaim kesukseskan polisi
Indonesia yang mengatakan bisa menanggulangi terorisme
Seperti
diberitakan, Densus 88 Polri menembak mati tujuh orang pria di kawasan
Makassar, Sulawesi Selatan, dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 4-5
Januari 2013 lalu. Dua di antaranya hingga kini belum diketahui identitasnya.
Dua
orang yang belum teridentifikasi adalah yang ditembak mati di Kebon Kacang,
Kelurahan Kandai, Dompu, NTB, Sabtu (5/1/2013), sekitar pukul 07.00.
“Lagi
menunggu bahan pembanding pihak keluarga yang belum didapat sehingga belum bisa
dikatakan yang bersangkutan itu siapa," kata Kepala Biro Penerangan
Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta
Selatan, seperti dikutip kompas Rabu (9/1/2013). [Ahmed Widad]