Kamis, 31 Januari 2013

Geger Kartun Menghina Netanyahu


 RUPERT Murdoch, taipan media yang merupakan seorang Yahudi, tampaknya sekarang sedang dipalu godam oleh medianya sendiri.

Salah satu surat kabar yang ia terbitkan, entah bagaimana bisa, merilis sebuah kartun yang jelas-jelas menggambarkan Benjamin Netanyahu—Perdana  Menteri Israel—tengah memakan bayi Palestina dan membangun tembok besar Israel di negara jajahannya itu.


Bahan bangunannya, ya rakyat Palestina.

Kartun itu dimuat di The Sunday Times of London, kartun ini dipublikasikan pada hari Ahad (27/1/2013), ketika Inggris sedang memeringati Holocaust Memorial Day. Gambar-gambar itu hasil karya Gerald Scarfe.

Murdoch sendiri langsung blingsatan. Pada hari Senin, Murdoch mengeluarkan pernyataan bahwa kartun itu, “tidak pernah mencerminkan pendapat dari The Sunday Times. Namun demikian, kami berutang maaf sangat dalam sehubungan kartun yang aneh dan ofensif itu. ”

Stephen Pollard, editor surat kabar Yahudi Inggris itu, mengatakan dalam sebuah segmen di radio BBC pada Selasa hari ini bahwa waktu kartun itu merupakan cerminan “terburuk dari fitnah darah dan anti-Semit”.

Namun, muncul di siaran yang sama, Steve Bell, seorang kartunis The Guardian, merespons bahwa kartun itu sama saja kedudukannya dengan kartun-kartun yang selama ini mengkritik Presiden Bashar al-Assad dari Suriah yang juga tengah membantai ribuan umat Muslim di sana, namun sama sekali tak menjadi permasalahan media.

Perdebatan juga menyebar ke Israel di mana kolumnis Anshel Pfeffer menulis di situs web surat kabar Haaretz. “Haruskah The Sunday Times mempublikasikan kartun itu pada hari peringatan Holocaust internasional?”

Scarfe adalah salah seorang kartunis Inggris yang paling populer dan karyanya sudah muncul di The Sunday Times sejak tahun 1967.
 
The Jewish Chronicle mengutip bahwa Scarfe “sangat menyesalkan” waktu publikasi kartun itu.

Dalam sebuah pesan kepada media, Scarfe “mengatakan bahwa ia tidak menyadari bahwa hari itu adalah Holocaust Memorial Day”.

Dewan Deputi Yahudi Inggris, badan perwakilan utama untuk Yahudi Inggris, mengatakan telah mengeluhkan hal ini kepada Komisi Pengaduan Pers Inggris. [sa/islampos/new york times]