Teman pria korban perkosaan geng pria mabuk di India, akhirnya angkat
bicara dalam wawancara televisi untuk pertama kalinya di New Delhi, India. Ia
menceritakan pemerkosaan yang berlangsung selama dua setengah jam sebelum
akhirnya dibuang ke jalan di mana orang-orang yang lewat cuek dan polisi malah
berdebat mengenai jurisdiksi sebelum akhirnya menolong mereka.
Seperti dilansir AP dan dikutip Tribunnews.com, Sabtu (5/1/2013), penyerangan
pada 16 Desember 2012 itu membuat rakyat India marah dan meminta agar dilakukan
reformasi hukum dan sikap polisi menanggapinya termasuk sering menyalahkan
korban perkosaan dan menolak menangkap pelaku perkosaan.
Perempuan berusia 23 tahun meninggal pekan lalu karena mengalami luka dalam
yang parah akibat penyerangan. Pihak otoritas menangkap lima orang atas kematiannya
dan menahan enam tersangka yang diduga ikut terlibat. Sidang pertama akan
dilakukan Sabtu (5/1/2013).
Si perempuan dan teman prianya baru saja menonton film Life of Pi di sebuah
mal dan mencari tumpangan untuk pulang. Penarik becak menolak membawa mereka
dan akhirnya menaiki bus pribadi di mana enam pelaku berada di sana. Demikian
disampaikan ke Zee TV, sebuah jaringan televisi India.
Pihak otoritas tidak menyebutkan nama si pria karena kasus ini sangat
sensitif. Meski pihak televisi menolak memberikan nama si pria, namun wajahnya
muncul di televisi, kakinya patah dan duduk di kursi roda selama wawancara.
Dalam wawancara itu, si pria mengatakan, para pria mabuk mulai menyerang
mereka. "saya melawan dengan meninju mereka namun dua orang memukuli kepala
saya dengan besi," katanya. Perempuan malang itu mencoba menelepon polisi
dengan ponsel namun sang pria mengambil ponsel tersebut. Ia kemudian di bawa ke
kursi penumpang bus dan mulai memperkosanya.
"Kejadian itu sungguh brutal. Hewan pun tak akan melakukan hal
itu," katanya. Ia mengaku mendengar pelaku mengatakan perempuan itu
meninggal dunia. Para pelaku kemudian membuang tubuh mereka yang bersimbah
darah dan telanjang ke jalan. Ia mencoba melambaikan tangan ke orang-orang yang
lewat namun menolak memberikan pertolongan.
"Mereka melambat, melihat ke arah tubuh telanjang kami lalu
pergi," katanya. Setelah 20 menit kemudian, polisi tiba di lokasi dan
malah berdebat mengenai yurisdiksi kejadian perkara sementara sang pria memohon
diberi pakaian dan dipanggilkan ambulans.
Pria ini mengaku tak mendapatkan pertolongan kesehatan. Ia malah harus
menghabiskan empat hari di kantor polisi untuk membantu mendapatkan
pertolongan. Ia kemudian mengunjungi si korban ke rumah sakit dan mengatakan
para penyerang telah ditangkap dan akan berjuang untuk dia agar pelaku diadili.
"Ia telah menyadarkan kita semua dengan keberanian yang dimilikinya.
Orang-orang harus berjuang untuk mencegah agar kejadian seperti ini tak
terulang sebagai bentuk penghormatan kepadanya," kata si pria.