Jumat, 04 Januari 2013

Batik Sasambo, Harapan Remaja Pulau Lombok


Bagi masyarakat Lombok, Nusa Tenggara Barat tradisi membatik tak lagi didominasi orang tua. Pelajar SMP dan SMA di Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Selatan lebih memilih menghabiskan waktu mereka berkreasi dengan membatik. 


Sepulang dari sekolah mereka berbondong-bondong menuju sebuah bangunan cukup besar di tepi jalan menuju Pantai Kuta Lombok bernama Rambitan Sasak Art Galery. Di galeri tersebut, ada sekitar dua puluh pelajar SMP dan SMA yang belajar dan memroduksi batik sasambo. 

Pemandangan remaja berkumpul mengelilingi wajan kecil berisi malam atau lilin khusus batik sudah jamak terlihat di galeri ini. mereka terlihat tekun dan telaten menggambari helai kain yang membentang di hadapan mereka. 

Sidik Anwardi, pelajar kelas 3 SMP Pujut termasuk di antara para belia tersebut. Malah Sidik pernah menjuarai lomba desain batik dan diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Bogor pada 2011 silam. 

Menurut Sidik, ketika itu dia membuat desain batik yang memadukan rumah adat tiga suku di Lombok. Hasilnya, ia mendapatkan hadiah satu juta rupiah dari pihak istana dan Rp 700 ribu dari pihak sekolahnya. 

Kesukaan pelajar tersebut tak lepas dari peran Syamsir, pemilik galeri sekaligus guru  keterampilan di SMPN Pujut. Semua pelajar yang ada di situ merupakan anak didik Syamsir ketika mereka masih SMP. 

“Kalau di sekolah kita belajar teorinya, di sini kita praktekkan,” ujar Didik, Sabtu (8/12).  

Syamsir menjelaskan, tidak asal mempekerjakan para pelajar. Untuk mendorong semangat, anak didiknya diberikan honor sesuai hasil pekerjaanya. 

“Saya kasih honor sejak dari nol itu Rp 50 ribu per anak per bulan. Sekarang sudah ada yang honornya satu juta rupiahbper bulan,” tutur Syamsir. 

“Lebih baik seperti ini, mereka mengisi waktu dengan kegiatan yang bermanfaat, juga mendapat penghasilan,” tambah dia.