Ada apa dengan Charlie Hebdo?
Tabloid mingguan satir Prancis yang biasanya mengejek Nabi Muhammad lewat
kartun olok-oloknya itu tiba-tiba menjadi lembut terhadap umat Islam.
Charlie Hebdo menerbitkan komik
biografi Nabi Muhammad yang isinya diklaim ‘halal’. Mereka juga mengklaim
komiknya bisa menjadi bahan rujukan dan penelitian.
‘’Jika bentuknya memunculkan
sejumlah hujatan, latar belakangnya sepenuhnya halal,’’ ujar editor Charlie
Hebdo, Stephane ‘Charb’ Charbonnier, dalam situs resminya charliehebdo.fr.
Meski mengklaim ‘halal’ isinya,
kekhawatiran tetap muncul lantaran reputasi Charlie Hebdo yang selama ini
sering melecehkan Islam. Situs indianexpress pun menulisnya dengan judul
‘Komik Nabi Muhammad Segera Terbit, Tabloid Satir Prancis Charlie Hebdo
Memercikan Masalah Baru’.
Situs Alarabiya beda lagi
dimana mereka menurunkan judul netral,’Tabloid Prancis Menerbitkan Komik
Kehidupan Nabi Muhammad’. Tapi, dalam isi beritanya, Alarabiya mengingatkan
pembacanya tentang ‘dosa’ masa lalu Charlie Hebdo terhadap umat Islam.
‘’Tabloid satir Charlie Hebdo
beberapa kali menerbitkan kartun Nabi umat Islam atas nama kebebasan
berbicara,’’ tulis Alarabiya. ‘’Mereka telah membuat marah umat Islam
dimana menggambarkan Nabi Muhammad merupakan perbuatan yang tercela.’’
Beda lagi dengan situs Dailybhaskar
yang mengutip sumber yang menentang penerbitan komik tersebut. Charlie Hebdo
mengklaim komiknya telah mendapat legitimasi karena sudah dikonsultasikan
dengan ilmuwan-ilmuwan Islam.
‘’Tapi, beberapa ilmuwan mengkritik
penerbitannya. Beberapa lainnya menuding tabloid itu sengaja mematik aksi
protes dengan menerbitkan komik berseri tersebut,’’ tulis Dailybhaskar.
Aroma Uang
Charbonnier mengklaim komiknya
‘halal’ karena penulisannya didasarkan pada tulisan-tulisan ilmuwan dan
sejarawan Islam tentang kehidupan Nabi Muhammad. Tapi, Guardian melihat
motif ekonomi di balik penerbitan komik Nabi.
‘’Charlie Hebdo, yang harus menjual
30.000 eksemplar tiap pekan untuk dapat bertahan hidup, mampu menjual dua kali
lipat ketika menerbitkan kartun kontroversial Muhammad,’’ tulis Guardian.
Kasus September 2012 lalu merupakan
bukti konkretnya. Charlie Hebdo kala itu menampilkan seorang pria tanpa busana.
Lelaki tersebut dikatakan sebagai Nabi Muhammad. ‘’Edisi itu terjual habis
dalam hitungan jam,’’ tulis Guardian menekankan.
Sementara, situs Businessinsider
menulis Charlie Hebdo selama ini selalu membuat langkah provokatif dalam
mendongkrak penjualan tabloidnya. Charlie Hebdo melakukan provokasi dengan
menerbit-ulangkan kartun nabi surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, pada 2011
dimana kantor mereka akhirnya dimolotov.
Mereka kemudian menerbitkan tabloid
dengan cover editor mereka berciuman dengan seorang pria yang memakai baju
tradisional Islam. Terakhir pada September 2012 lalu dimana Charlie Hebdo menerbitkan
kartun orang tanpa busana yang diasosiasikan sebagai nabi.
‘’Charlie Hebdo telah
mempublikasikan komiknya dengan menyebutnya sebagai komik ‘halal’ tentang
kehidupan Nabi Muhammad,’’ tulis Businessinsider. ‘’Itu hanya bentuk
provokasi lainnya dari Charlie Hebdo.’’
Aroma uang tercium jika melihat
populasi Muslim di Prancis. Sebanyak tiga persen (2 juta orang) warga Prancis
beragama Islam. Sementara, 45,5 persen (tiga juta orang) imigran di Prancis
adalah orang Islam.
Dengan harga 6 euro per buku dan
label ‘halal’ yang cukup memprovokasi 5 juta orang Islam di Prancis, total
hitungan kasar penjualan komiknya bisa sebesar 30 juta euro (Rp 381 miliar).
Itu baru seri pertama. Belum lagi
seri lainnya dimana Charlie Hebdo sengaja tidak menyebutkan berapa total jumlah
serinya yang akan diluncurkan. Jadi, aroma uang benar-benar menyengat di
balik berubahnya sikap satir Charlie Hebdo terhadap umat Islam.