Kamis, 03 Januari 2013

Aroma Uang di Balik Komik Nabi


 
Ada apa dengan Charlie Hebdo? Tabloid mingguan satir Prancis yang biasanya mengejek Nabi Muhammad lewat kartun olok-oloknya itu tiba-tiba menjadi lembut  terhadap umat Islam.

Charlie Hebdo menerbitkan komik biografi Nabi Muhammad yang isinya diklaim ‘halal’. Mereka juga mengklaim komiknya bisa menjadi bahan rujukan dan penelitian.


‘’Jika bentuknya memunculkan sejumlah hujatan, latar belakangnya sepenuhnya halal,’’ ujar editor Charlie Hebdo, Stephane ‘Charb’ Charbonnier, dalam situs resminya charliehebdo.fr.

Meski mengklaim ‘halal’ isinya, kekhawatiran tetap muncul lantaran reputasi Charlie Hebdo yang selama ini sering melecehkan Islam. Situs indianexpress pun menulisnya dengan judul ‘Komik Nabi Muhammad Segera Terbit, Tabloid Satir Prancis Charlie Hebdo Memercikan Masalah Baru’.

Situs Alarabiya beda lagi dimana mereka menurunkan judul netral,’Tabloid Prancis Menerbitkan Komik Kehidupan Nabi Muhammad’. Tapi, dalam isi beritanya, Alarabiya mengingatkan pembacanya tentang ‘dosa’ masa lalu Charlie Hebdo terhadap umat Islam.

‘’Tabloid satir Charlie Hebdo beberapa kali menerbitkan kartun Nabi umat Islam atas nama kebebasan berbicara,’’ tulis Alarabiya. ‘’Mereka telah membuat marah umat Islam dimana menggambarkan Nabi Muhammad merupakan perbuatan yang tercela.’’

Beda lagi dengan situs Dailybhaskar yang mengutip sumber yang menentang penerbitan komik tersebut. Charlie Hebdo mengklaim komiknya telah mendapat legitimasi karena sudah dikonsultasikan dengan ilmuwan-ilmuwan Islam.

‘’Tapi, beberapa ilmuwan mengkritik penerbitannya. Beberapa lainnya menuding tabloid itu sengaja mematik aksi protes dengan menerbitkan komik berseri tersebut,’’ tulis Dailybhaskar.

Aroma Uang

Charbonnier mengklaim komiknya ‘halal’ karena penulisannya didasarkan pada tulisan-tulisan ilmuwan dan sejarawan Islam tentang kehidupan Nabi Muhammad. Tapi, Guardian melihat motif ekonomi di balik penerbitan komik Nabi.

‘’Charlie Hebdo, yang harus menjual 30.000 eksemplar tiap pekan untuk dapat bertahan hidup, mampu menjual dua kali lipat ketika menerbitkan kartun kontroversial Muhammad,’’ tulis Guardian.

Kasus September 2012 lalu merupakan bukti konkretnya. Charlie Hebdo kala itu menampilkan seorang pria tanpa busana. Lelaki tersebut dikatakan sebagai Nabi Muhammad. ‘’Edisi itu terjual habis dalam hitungan jam,’’ tulis Guardian menekankan.

Sementara, situs Businessinsider menulis Charlie Hebdo selama ini selalu membuat langkah provokatif dalam mendongkrak penjualan tabloidnya. Charlie Hebdo melakukan provokasi dengan menerbit-ulangkan kartun nabi surat kabar Denmark, Jyllands-Posten, pada 2011 dimana kantor mereka akhirnya dimolotov.

Mereka kemudian menerbitkan tabloid dengan cover editor mereka berciuman dengan seorang pria yang memakai baju tradisional Islam. Terakhir pada September 2012 lalu dimana Charlie Hebdo menerbitkan kartun orang tanpa busana yang diasosiasikan sebagai nabi.

‘’Charlie Hebdo telah mempublikasikan komiknya dengan menyebutnya sebagai komik ‘halal’ tentang kehidupan Nabi Muhammad,’’ tulis Businessinsider. ‘’Itu hanya bentuk provokasi lainnya dari Charlie Hebdo.’’

Aroma uang tercium jika melihat populasi Muslim di Prancis. Sebanyak tiga persen (2 juta orang) warga Prancis beragama Islam. Sementara, 45,5 persen (tiga juta orang) imigran di Prancis adalah orang Islam.

Dengan harga 6 euro per buku dan label ‘halal’ yang cukup memprovokasi 5 juta orang Islam di Prancis, total hitungan kasar penjualan komiknya bisa sebesar 30 juta euro (Rp 381 miliar).

Itu baru seri pertama. Belum lagi seri lainnya dimana Charlie Hebdo sengaja tidak menyebutkan berapa total jumlah serinya yang akan diluncurkan. Jadi, aroma uang benar-benar menyengat di balik  berubahnya sikap satir Charlie Hebdo terhadap umat Islam.