Gadis kecil Palestina, Ahed Tamimi,
yang berani memarahi tentara Zionis Israel saat memprotes penangkapan abangnya,
hari Ahad (30/12/2012) makan pagi bersama dengan Perdana Menteri Turki Recep
Tayyip Erdogan di Istanbul.
Dilansir Anadolu Agency, Ahed sarapan pagi dengan Erdogan dihotel tempat perdana
menteri itu menginap didampingi oleh ibunya, Neriman Tamimi.
Dalam kesempatan makan pagi itu,
Ahed dan ibunya berbincang-bincang dengan Erdogan, yang memberikan sejumlah
hadiah kepada keluarga Tamimi itu.
Berbicara dengan wartawan Anadolu usai makan pagi itu, Ahed Tamimi mengatakan bahwa ia sarapan
dengan seorang perdana menteri untuk pertama kalinya seumur hidup.
“Saya berterimakasih kepada Perdana
Menteri Erdogan atas keramahannya dan atas dukungannya kepada Palestina,” kata
Ahed.
Ahed Tamimi dan ibunya diundang ke
Turki untuk mendapatkan penghargaan Handala Courage Award, atas keberaniannya
menghadapi tentara Zionis Yahudi memprotes penangkapan abangnya.
Ahed Tamimi bersama anak-anak kecil
Palestina lainnya, kerap mengikuti aksi demonstrasi di Nabi Saleh, Tepi Barat,
Palestina menentang penjajahan Zionis.
Handala Courage Award (Pengharggan
Keberanian Handala) diambil dari nama Handala, karakter buatan kartunis
Palestina Naji Salim al-Ali yang kerap muncul memprotes penjajahan Yahudi atas
Palestina dan kebijakan negara Zionis, serta rezim Arab yang adakalanya kurang
memberi perhatian kepada nasib rakyat Palestina. Handala digambarkan sebagai
sosok bocah laki-laki Palestina berusia 10 tahun berkepala botak berpakaian
compang-camping tanpa alas kaki dan sosoknya senantiasa hanya terlihat dari
belakang.
Sebagai tamu undangan Pemerintah
Daerah Basaksehir, Istanbul, Ahed Tamimi menghadiri sejumlah pertemuan dan
membuka pameran bertajuk “Menjadi anak di Palestina”, sebelum menerima Handala
Courage Award.
Ahed Tamimi yang baru berusia 13
tahun itu mengaku sangat bangga mendapatkan penghargaan tersebut. Dia
mengatakan penghargaan itu akan menambah kekuatannya. Gadis kurus berambut
pirang itu mengatakan bahwa dia mengacungkan tinjunya ke arah prajurit Israel
dan berpikir bahwa dirinya bisa membuat Palestina merdeka.
Aksi Ahed Tamimi saat memaki-maki
dan mengacung-acungkan tinjunya ke arah tentara Zionis terekam kamera sejumlah
wartawan yang meliput demonstrasi rutin di daerah Nabi Saleh dekat Ramallah,
Tepi Barat bulan Oktober 2012. Video rekaman itu diunggah ke YouTube oleh
sejumlah orang. Lihat di sini http://www.youtube.com/watch?v=E4FM9WGRWdQ.
Gambar foto Ahed Tamimi yang
terlihat sedang mengacungkan tinjunya ke arah seorang tentara Israel salah
satunya diambil oleh fotografer Anadolu Agency
Kays Abu Semra, yang kemudian merebak luas lewat internet.
Menjawab pertanyaan Anadolu Agency usai sarapan pagi dengan Erdogan, Ahed Tamimi mengatakan
ingin menjadi pengacara jika ia besar nanti, agar bisa memberikan kontribusi
bagi rakyat Palestina.
Disambut
teman sebaya
Ahed Tamimi dan Neriman Tamimi tiba
di Bandara Ataturk Istanbul, Turki, pada 24 Desember 2012 sekitar pukul 2 siang
dengan menggunakan penerbangan Royal Jordanian Airlines lewat Amman, Yordania.
Keduanya disambut oleh murid-murid
pusat pengetahuan 'Cevdat Kiliclar' dengan rangkaian bunga dan lambaian bendera
Palestina. Cevdat Kiliclar adalah aktivis pro-Palestina asal Turki yang gugur
ditembak Zionis di atas kapal Mavi Marmara.
Ahed berpose di depan kamera
wartawan sambil mengacungkan jari simbol kemenangan bersama para siswa yang
mengenakan kaos bergambar gadis 'pahlawan cilik Palestina' itu.
“Saya sangat mencintai Erdogan. Saya
sangat gembira bisa berada di tanah airnya Erdogan,” kata Ahed Tamimi
menampakkan kegembiraannya yang sangat bisa datang ke Turki, lapor media Turki Sabah (25/12/2012).
Saat diminta menceritakan kembali
apa yang dilakukannya terhadap tentara Israel, Ahed Tamimi berkata, “Saya tidak
takut dengan tentara-tentara Israel. Biar mereka takut dan tahu rasa dengan
keberanian orang Palestina.”
Ayah Ahed, Bassem Tamimi, sudah
menjadi langganan penjara Zionis Israel, karena giat melakukan demonstrasi
menentang penjajahan Zionis dan perampasan tanah milik warga Palestina oleh
pemukim Yahudi Israel.
Terakhir Bessem Tamimi mendapatkan
kekerasan saat ditangkap tentara Zionis pada bulan Oktober 2012 dan divonis
penjara empat bulan oleh pengadilan militer Israel awal bulan Nopember 2012.*