Kamis, 01 November 2012

Calon Doktor Termuda Indonesia, Dikejar Berbagai Kampus Internasional


Masih ingat Andi Octavian Latief, pemuda jenius yang pernah meraih medali emas Olimpiade Fisika Internasional? Lama tidak terdengar kabarnya, ternyata Andi sapaannya kini hampir menuntaskan jenjang pendidikan S-3 di Maryland University Amerika Serikat. Bahkan, jika tidak ada halangan tahun depan Andi sudah berhak menggondol gelar doktor dari kampusnya, demikian dikutip dari Pamekasan.info.


Andi yang berusia 24 tahun itu kini sudah persiapan membuat disertasi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan studinya di Maryland University. Nah, jika Andi bisa menyele-saikan studinya tahun depan, bukan mustahil dia akan menjadi doktor termuda. Bukan hanya di Madura, tapi juga di Indonesia. Sebelumnya, gelar doktor termuda diraih Ariawan Gunadi, dosen Universitas Tarumanagara Jakarta pada usia 27 tahun di UI.

Jauh sebelum Ariawan Gunadi, Firmansyah pernah juga ditahbiskan sebagai doktor termuda pada usia 29 tahun di UI. Kini, Firmansyah menjabat dekan FE UI. Andi berkesempatan menjadi doktor termuda mengalahkan Ariawan Gunadi karena usianya yang kini baru 24 tahun. Kabar soal Andi ini disampaikan Abd. Latif kepada Jawa Pos Radar Madura kemarin di rumahnya di Desa Plakpak, Kecamatan Pegantenan.

Menurut Latif, dari informasi terakhir, anaknya dimungkinkan menyandang gelar doktor pada usia 25 tahun. ”Insya Allah tahun depan sudah menyandang gelar Doctor of Philosophy (Ph.D),” katanya. Latif juga bercerita, satu tahun menjelang kelulusan Andi, berbagai universitas di seluruh dunia sudah memesan lulusan SMAN 1 Pamekasan 2006 ini agar menjadi dosen di sana.

”Untuk seluruh kampus terkemuka di Indonesia sudah sejak lama mengincarnya agar menjadi dosen,” ceritanya. Bukan hanya dari dalam negeri, kampus dari luar negeri, seperti kampus-kampus terkemuka di Asia, Australia, Eropa dan Amerika, bahkan kampus tempat dia belajar sekarang (Maryland University, Red) juga telah menawarkan kontrak kerja pada lelaki berkacamata ini.

Memilih ke Madinah                                                                    

”Dari pembicaraan terakhir kami beberapa hari lalu via telepon, begitu lulus dia akan menerima tawaran mengajar di Universitas Islam Madinah Arab Saudi,” kata Nur Rahma, 45, ibunda Andi. Ketika ditanya apa alasan Andi memilih Universitas Islam Madinah, Nur Rahma mengatakan, Andi juga ingin memperdalam ilmu agama di sana (Arab Saudi, Red).

”Mungkin selama ini Andi merasa telah menghabiskan waktunya untuk memperdalam ilmu umum (Fisika, Red) saja. Dan dia merasa kurang dalam memahami ilmu agama. Maka dari itu, dia memilih akan mengajar sebuah kampus yang ada di Arab Saudi,” tambah Nur Rahma. Nur Rahma juga mengatakan, jika Andi sempat punya niat untuk memperdalam Bahasa Arab. Sebagai orang tua, Nur Rahma mendukung semua keinginan Andi untuk terus belajar dan mengabdi untuk kemaslahatan umat.

Terinspirasi Para Asatidz Salafi

Di blog pribadi miliknya, Andi Octavian, menuliskan keinginannya untuk menjadi seorang ustadz seperti pengalaman beberapa ustadz Salafi yang banting stir dari ilmu umum ke ilmi keislaman.

Ustadz pertama yang menginspirasinya adalah Ustadz (Abdullah) Roy Grafika, Lc, MA, yang saat ini menjadi mahasiswa S3 bidang aqidah di Universitas Islam Madinah. Sebelumnya ia adalah siswa SMA 1 Yogyakarta yang sangat terkesan dengan cara berislam yang ilmiah, ia tidak mengambil kursi di universitas namun selepas SMA ia mondok 2 tahun di suatu pesantren di Gresik. Sewaktu di pesantren ia berhasil lulus seleksi untuk mendapatkan beasiswa S1 di bidang hadits di Universitas Islam Madinah.

Ustadz kedua yang menginspirasinya adalah Ustadz Firanda. Firanda muda saat itu hanyalah mahasiswa biasa asal Papua di Yogyakarta. Jangankan membaca kitab gundul, belajar nahwu saja dari kitab yang paling dasar yakni kitab muyassar karena ada kursus bahasa Arab dasar tahun 1999. Karena lebih tertarik belajar ilmu Islam. Ia keluar dari depertment of Chemical engineering Gadjah Mada University dan pergi ke pesantren di Bantul kurang lebih 2 tahun. Sekarang, Ustadz Abu Abdil Muhsin Firanda Andirja Lc, MA dikenal sebagai ustadz Salafi yang memiliki jam terbang tinggi.

Selain dua ustad tersebut, juga disebutkan beberapa ustadz lain seperti Ustadz Fauzan, ST, Lc, MA; Ustadz Dr. Noor Ahmad; Ustadz Aris Munandar, MA; Syaikh Tawufiqe Chowdhry, MD; dan Syaikh Abu Ishaq Al Huwainy.

sumber