Kelompok bantuan, Doctors Without Borders (dokter tanpa batas) mengatakan
staf medis mereka diancam dan dicegah dari mencapai wilayah yang dilanda
kekerasan di Myanmar, yang telah menyebabkan puluhan ribu orang tanpa perawatan
kesehatan.
Dokter tanpa batas Perancis (Medecins Sans Frontieres) mengatakan pada hari
Senin kemarin (5/11) bahwa mereka menghadapi “antagonisme yang sedang
berlangsung yang dihasilkan oleh perpecahan etnis yang mendalam” di Myanmar.
“Kami dicegah dari bertindak dan diancama pada saat kami ingin memberikan
bantuan medis kepada mereka yang membutuhkan, sehingga menyebabkan puluhan ribu
orang tanpa perawatan medis,” kata manajer operasional Joe Belliveau.
Belliveau mengatakan ancaman itu berbentuk surat, pamflet, dan di situs
jejaring sosial Facebook yang menggunakan bahasa “yang sangat tajam” sehingga
menyebabkan staf khawatir akan keselamatan mereka.
Lebih dari 100.000 orang telah mengungsi dan sudah banyak yang tewas sejak
kekerasan etnis Myanmar meletus pada bulan Juni lalu setelah ekstremis Buddha
menyerang masyarakat minoritas Muslim Rohingya.(fq/prtv)