Yati, pemulung yang berkurban dua
kambing saat Idul Adha akan naik haji tahun depan. Naik haji pun merupakan
berkah tersendiri, sebab dibiayai ribuan orang dermawan.
Kabar tersebut bermula saat kedatangan Rainer Husein Daulay seorang pengusaha perhotelan. Rainer tidak hanya sendiri, namun ditemanin oleh istrinya pada Kamis (15/11) lalu. Menurut Yati, pasangan tersebut ingin menaikan haji dirinya beserta suami karena sempat melihat berita tentang dirinya di media online.
Kabar tersebut bermula saat kedatangan Rainer Husein Daulay seorang pengusaha perhotelan. Rainer tidak hanya sendiri, namun ditemanin oleh istrinya pada Kamis (15/11) lalu. Menurut Yati, pasangan tersebut ingin menaikan haji dirinya beserta suami karena sempat melihat berita tentang dirinya di media online.
"Mak Yati hebat, tersohor di dunia. Saya sama ibu datang ke sini enggak bawa apa-apa, tujuan bapak ke sini mau angkat Mak Yati dan Pak Maman langsung naik haji," ujar Mak Yati menirukan perkataan Rainer saat itu, Sabtu (17/11).
Namun, biaya naik haji gratis ini diperoleh dari hasil donatur 2.000 orang yang simpati pada kehidupan Mak Yati dan suaminya Maman.
"Banyak yang simpati ke saya 2.000 orang untuk disumbangkan naik haji," kata dia.
Perempuan kelahiran Desa Gunung Sahari, Pasuruan, Jawa Timur ini mengaku tidak memiliki firasat maupun mimpi mengenai naik haji gratis tersebut. Menurut dia, hal ini merupakan rezeki dari Allah SWT.
"Dibilang senang ya gimana, kita cuma ngelanjutin ya gimana," ucap dia.
Mak Yati yang datang ke Jakarta Tahun 1965 karena tidak sengaja terbawa kereta pengangkut sapi ini mengatakan, ada tiga pesan yang dikemukakan oleh Rainer untuk persiapan naik haji tahun 2013.
"Pesannya harus jaga kesehatan, harus banyak salat, pesannya doain bapak (Rainer) sehat, panjang umur dan jauh dari musibah," kata wanita dengan suara berat itu.
Mak Yati tinggal bersama suaminya Maman selama 3 tahun di dekat panti asuhan kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Ketika ditanya hal ini berkah mereka berkurban, dengan tegas Mak Yati mengatakan hal tersebut rezeki.
"Kita mau berkurban dapat rezeki ya niatannya, yang penting kita enggak punya hutang sana sini. Ya Alhamdulillah namanya rezeki," kata perempuan yang saat ditemui mengenakan kaos lusuh warna ungu memudar dengan rambut beruban dikuncir.
Sementara itu, Maman mengaku pasti berangkat jika memang dibiayain semuanya. Pasalnya, ekonomi keluarganya tidak mencukupi untuk ongkos menunaikan ibadah haji.
"Kalau saya yang penting ada yang biayain sih oke-oke saja, kalau biaya sendiri uang darimana," tandas Maman sambil merapikan rumah yang hanya berukuran sepetak yang terbuat dari triplek.
Namun, kalau umroh banyak juga yang menawari. Tetapi, menurut pria kelahiran Tahun 1977 di Purwodadi, Semarang, Jawa Tengah ini umroh hanya wacana saja.
"Itu dengar-dengar dari kepala yayasan masjid Al-Ijthihad kalau bilang ada yang nawarin naik haji," katanya.
Sebelumnya, demi untuk berkurban pada Idhul Adha kemarin, Mak Yati dan suaminya Maman rela menyisihkan uang selama tiga tahun. Hal ini akhirnya memicu rasa kagum warga dengan apa yang dilakukan oleh pasangan pemulung tersebut.
Kedua hewan kurban itu diberikan kepada panitia kurban di Masjid Al-Ijtihad, Tebet, Jakarta Selatan. Alasan mereka berkurban cukup sederhana, yaitu ingin memberikan daging kurban karena setelah hidup di Jakarta selama 47 tahun selalu mendapat pemberian daging kurban.