Ada banyak cara untuk
mengintegrasikan orang-orang dengan kebutuhan khusus ke dalam masyarakat,
seperti yang dilakukan di Gaza Palestina ini.
Sebuah restoran baru telah hadir di
jalur Gaza dan tentu saja bukan sembarang restoran karena restoran ini
memperkerjakan semua stafnya dengan kondisi bisu-tuli.
Restoran baru ini memiliki 14
pelayan bisu-tuli, meski memiliki kebutuhan khusus para pelayannya telah
menjalani kelas memasak selama delapan bulan terakhir.
Alih-alih menulis nama-nama makanan
dan minuman, menu restoran ini terdiri dari tanda-tanda dan nomor untuk
memudahkan komunikasi antara staf dan pelanggan, para pelanggan yang masuk ke
restoran akan diperkenalkan dengan dunia bahasa isyarat.
Tujuan utama dari dibukanya restoran
adalah dalam upaya membantu para penyandang cacat bisu-tuli – yang umumnya
terpinggirkan di masyarakat – untuk menjadi anggota aktif dari masyarakat serta
untuk menciptakan budaya penerimaan antara mereka dan orang lain, kata salah
satu karyawan di asosiasi Atfalona (Our Children ) untuk bisu-tuli.
“Pada awalnya, kami khawatir tentang
cara orang akan bereaksi terhadap gagasan ini namun ternyata para pelanggan
akhirnya berhasil berurusan dengan staf restoran sehingga membuat kami
terkejut.”
Dia menjelaskan bahwa restoran
semakin banyak pelanggannya dan mereka berkomunikasi dengan pelayan dengan
sangat baik meski dengan bahasa isyarat.
Salah satu staf menjelaskan dengan
bahasa isyarat bahwa beberapa masalah komunikasi mungkin awalnya sering terjadi
kesalahpahaman terkait pesanan makanan atau jumlah piring, tapi mereka berhasil
mengatasinya dengan cepat.
Dalam upaya lain, staf restoran
menghiasi restoran dengan ornamen yang terinspirasi oleh warisan budaya
Palestina dalam mendorong pelanggan untuk sering datang berkunjung.(fq/aby)