Mantan Presiden ke-3 Republik
Indonesia BJ Habibie yang mendapat gelar doktor kehormatan di bidang sains dan
teknologi dari universitas negeri Nagoya University, Kamis (15/11/2012), sangat
kecewa dengan pembubaran perusahaan yang dibuatnya. Demikian diungkapkan saat
pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Sekolah Republik Indonesia Tokyo
(SRIT) seusai salat Jumat, (16/11/2012).
"Waktu pulang ke Indonesia dan
saya dipercaya pak Harto untuk membangun industri strategis di Indonesia,
bersama 20 orang pilihan kita membangun berbagai usaha sehingga bisa
mempekerjakan 48.000 karyawan. Tetapi kini dibubarkan dan mereka dikirim ke
berbagai perusahaan di luar negeri. Kita mau bangun, mau mendirikan kembali
dipersulit," katanya, dengan nada kecewa.
Habibie ingin sekali Indonesia
bangkit kembali, bisa mandiri, tidak terninabobokan oleh sumber daya alam yang
melimpah ruah. Diharapkannya Indonesia dapat lebih bekerja keras menciptakan lowongan
kerja.
"Bagaimana bisa maju kalau
enggak ada uang? Bagaimana bisa punya uang kalau gak ada kerja? Jadi kita butuh
lowongan kerja bagi sebanyak orang sangat dibutuhkan dan saya tidak peduli
investasi atau uang datang dari mana. Yang penting masuk ke Indonesia dan bisa
memberdayakan Indonesia lebih baik lagi, semakin banyak tenaga kerja terserap,
dan kalau local content semua dari Indonesia, tentu itu yang paling kita
harapkan semua bukan," ujar Habibie.
Bagi lulusan Indonesia yang ada di
luar negeri, Habibie sangat berharap cepat pulang setelah selesai sekolah.
Jangan berharap kalau pulang dapat jabatan dan dapat uang.
"Lihat itu Marzan Aziz
Iskandar Ketua BPPT sekarang. Dia belajar di Jepang, lalu pulang menepati
janji dan tidak berharap apa pun saat pulang ke Indonesia. Kini dia jadi Kepala
BPPT di Indonesia. Buktikan dulu di Indonesia kalau kita memang bisa bekerja
dengan baik, walaupun lulusan dari luar negeri, bukan dengan jabatan atau uang
maka pulang ke Indonesia. Emangnya kamu siapa?," jelasnya, berapi-api.
Habibie juga membandingkan anak
sekarang yang mendapat P4 atau pendidikan Pancasila. "Masih mending
itu ada kebebasan. Kalau zaman saya belajar di Jerman saya diindoktrinasi jadi
harus begini begitu sesuai keinginan penguasa. Jadi saya ya fokus penuh kepada
pembuatan pesawat terbang saat itu dan bermimpi saat itu kalau pulang ke
Indonesia, harus bisa bikin industri pesawat terbang sendiri," jelas
Habibie.
Pada akhirnya Habibie berharap
kepada masyarakat Indonesia yang ada di luar negeri, sedang belajar, agar
segera pulang ke Indonesia dan ikut membangun bangsa dan negara langsung di
negaranya sendiri. Bukan dengan berlama-lama di luar negeri karena banyak yang
harus dilakukan di Indonesia saat ini, "Kita harus kumpul bersama
membangun Indonesia untuk kemajuan masa depan dari sekarang kalau terlambat
repot nanti."
Habibie juga menekankan pentingnya
pengembangan industri listrik dari panas bumi bukan dari nuklir. Negara
Indonesia kaya akan panas bumi dan untuk panas bumi di Jawa Sumatera saja saya
rasa sudah cukup untuk memasok seluruh tenaga listrik perkeretaapian di
Indonesia, termasuk industri dan kebutuhan rumah tangga lainnya.