Israel tidak lagi bisa menutup-nutupi tindakan biadab tentara dan warganya
terhadap warga Palestina di Tepi Barat. Sebab, warga Palestina mulai
mengeliatkan "jurnalisme warga".
Sebagai contoh saja, video yang dibuat oleh seorang guru bernama Ibrahim Makhlouf. Dalam rekaman itu, seorang tentara Israel menembaki warga desa Aseera al-Qibliya, wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel. Peristiwa itu mengakibatkan salah seorang pemuda desa terkena tembakan tentara Israel.
Sebagai contoh saja, video yang dibuat oleh seorang guru bernama Ibrahim Makhlouf. Dalam rekaman itu, seorang tentara Israel menembaki warga desa Aseera al-Qibliya, wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel. Peristiwa itu mengakibatkan salah seorang pemuda desa terkena tembakan tentara Israel.
"Kami ingin seluruh dunia melihat apa yang Israel lakukan. Mereka mencuri dan menyerang kami, dan dunia berkata kamilah teroris dan kriminal," katanya seperti dikutip alarabiya.net, Kamis (24/5).
Tak lama setelah diunggah, Departemen Pertahanan Israel yang melihat video itu segera memerintahkan penyelidikan. Seperti sikap Israel sebelumnya, mereka selalu saja berdalih bahwa ada hal yang dilebihkan warga Palestina terhadap Israel guna menarik simpati masyarakat internasional. "Tampaknya video tersebut tidak mencerminkan kejadian secara menyeluruh," dalih juru bicara Departemen Pertahanan Israel.
Juru bicara pemukim Yahudi mengatakan, bentrokan itu dimulai ketika warga Palestina mulai melemparkan batu. Melihat tindakan itu, tentara Israel segera meresponnya dengan meletuskan tempakan ke arah kerumunan warga Palestina. "Mereka yang memulai," kata dia.
Organisasi HAM Israel, B'Tselem menyatakan dokumentasi video yang diunggah warga Palestina merupakan keberhasilan program Jurnalisme Warga yang dimulai tahun 2007 silam. Saat itu, pihaknya mendistribusikan 150 camcoder kepada warga Palestina di Tepi Barat. Program itu sendiri bertujuan untuk mengungkap pelanggaran yang dilakukan pemukim Yahudi dan militer Israel melalui media sosial.
"Program yang kami jalankan ini merupakan usaha untuk menunjukan apa saja yang dilakukan militer dan organ-organ pemerintah," ungkap Juru bicara B'Tselem, Sarit Michaeli.
Sarit mengatakan medium jejaring sosial mungkin hanya menampilkan sebuah video berdurasi satu menit. Namun, keberadaan video itu segera menarik minat pengunjung yang hendak melihatnya. Lalu terbentuklah opini dari masing-masing pengunjung.
Sumber http://www.republika.co.id