Kamis, 31 Mei 2012

Israel akan bangun pemukiman baru untuk mengepung Masjid Al-Aqsa


Otoritas Israel di Al-Quds (Yerusalem) bekerjasama dengan Departemen Pendudukan Pariwisata, untuk mengalokasikan 4 juta Shekel (NIS) -sekitar 1 juta USD- untuk sebuah proyek pemukiman baru di lingkungan Silwan di sebelah selatan Masjid Al-Aqsa di Al-Quds yang terjajah, dibawah nama 'promosi pariwisata', berdasarkan media Israel pada hari Selasa (29/5/2012).


Koran Israel berbahasa Ibrani, Haaretz, menyatakan bahwa proyek itu termasuk pengembangan sebuah museum yang akan menunjukkan  audiovisual dengan narasi Zionis tentang sejarah yang mereka sebut 'Kota Daud', di timur Al-Quds di daerah Silwan.

Museum tersebut akan dibangun dalam rangka proyek pemukiman yang dikenal sebagai 'Taman Nasional' yang akan dioperasikan oleh Ir David Foundation, juga dikenal sebagai Elad Association, dibawah pengawasan 'Otoritas Alam dan Taman Israel serta Barang-barang Antik Israel'.

"Pekan lalu, Komite Keuangan kota menerima 1,1 juta NIS, sumbangan untuk proyek itu, selain 900.000 NIS pada akhir tahun lalu. Departemen Pariwisata akan menyesuaikan jumlah ini dengan tambahan 2 juta NIS," dikutip Haaretz.

Dalam resolusinya, Komite Keuangan tersebut menggambarkan proyek yang diajukan sebuagai 'daya tarik yang unik' yang dibentuk untuk menjadi "jangkar kelas pertama untuk pariwisata".

Selain itu, otoritas Israel tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "ditugaskan sangat penting untuk mengembangkan kepariwisataan dan situs arkeologi di Kota Tua (Al-Quds -red) dan sekitarnya, yang menarik ratusan ribu pengunjung dan wisatawan (asing) setiap tahun."

Namun, wakil walikota Yerusalem, Pepe Alalo, yang dikatakan anggota Dewan Israel yang menentang resolusi itu mengungkapkan,"Proposal itu adalah 'trik' untuk menguntungkan Elad, yang sedang berusaha untuk mengambil alih Silwan dan menghancurkan segala kehidupan yang mungkin bersama penduduk Palestina di daerah tersebut." kata Alalo. "memberikan uang yang banyak untuk 'Kota Daud'".

Alalo juga membantah bahwa dana yang dikucurkan itu adalah untuk kebutuhan lembaga kebudayaan. Hal tersebut hanyalah trik Israel untuk melancarkan misinya untuk mengepung Masjid Al-Aqsa.