Sabtu, 19 Mei 2012

Gereja dan Pemukiman Liar Warga Kristen Serobot Areal TPU Muslim Ambon


Sungguh tragis nasib kaum muslimin di Air salobar Ambon, ketika konflik rumah mereka dibakar oleh salibis, anggota keluarganya dibunuh dan harta bendanyapun dijarah oleh kaum salibis. Dan ketika kondisi Ambon mulai kondusif, areal pemakaman (Taman Pemakaman Umum) milik mereka diserobot oleh kaum salibis dijadikan permukiman, bahkan didepan pintu masuk pemakaman tengah dibangun sebuah gereja.


Menurut Mohammad Borut tokoh masyarakat Air salobar yang juga dosen di Universitas Pattimura Ambon, areal pemakaman seluas 5 hektar tersebut sudah ada sejak zaman Belanda tahun 1932. Selama kurun waktu sampai tahun 2000 tidak pernah ada masalah dengan areal pemakaman muslim tersebut. Tidak pernah ada pihak yang mengklaim kepemilikan lahan tersebut sebab semua orang sudah tahu bahwa area tersebut memang Tempat Pemakaman Umum kaum Muslimin.

Masalah timbul ketika kondisi Ambon sudah mulai reda dari konflik pada tahun 2002 pada saat pengungsi Nasrani dari Ambon mulai berdatangan menempati area pemakaman tersebut.

Perlu diketahui bahwa Air Salobar ini terletak di Kelurahan Nusaniwe Kecamatan Nusaniwe yang dikelilingi oleh kampung-kampung Kristen. Permukiman muslim yang terdekat dari Air Salobar berjarak sekitar 5 KM.

Menurut Bulis Rettob Ketua Tim Penyelesaian TPUI (Tempat Pemakaman Umum Islam) Air Salobar kepada voa-islam.com mengatakan, kedatangan para pengungsi di wilayahnya tersebut tidak pernah ada permintaan izin kepada masyarakat muslim di Air Salobar. Para pengunsi ini kemudian membangun rumah di areal pemakaman dari bangunan semi permanen sampai bangunan permanen.

 Bahkan di depan pintu masuk area pemakaman mereka sempat membangun gereja sampai akhirnya dihentikan pembangunannya oleh Pemerintah Kota Ambon.

Sekretaris Tim Penyelesaian TPU Islam Air Salobar Mohammad Borut mengungkapkan, sebelumnya ada dari  penghuni pemukiman liar yang seluruhnya Nasrani tersebut membuat kandang babi di areal pemakaman.

Hal tersebut membuat warga muslim Air Salobar marah dan meminta agar kandang tersebut dibongkar. Akibat kejadian ini hampir saja terjadi bentrokkan fisik antara warga muslim air salobar dengan pemukim liar yang Nasrani.

Di  areal pemakaman kini sudah berdiri sekitar 62 bangunan rumah permanen dan semi permanen dan sisanya dijadikan kebun oleh para penghuni liar tersebut.

Berbagai upaya sudah ditempuh oleh warga Muslim Air Salobar untuk menuntut haknya. Sudah lebih dari sepuluh tahun mereka meminta agar pemerintah Kota Ambon menyelesaikan masalah ini. Namun sudah tiga kali pergantian Wali Kota Ambon permasalah Tempat Pemakaman Muslim Air Salobar tidak kunjung selesai dan pemukiman liar milik warga Nasrani pun terus berkembang.

Janji dari Pemerintah Kota Ambon dan instansi terkait yang katanya akan menyelesaikan masalah tersebut hanya menjadi janji kosong tanpa bukti. Areal Pemakaman seluas Lima Hektar kini hanya tersisa tiga hektar. [AF]

Sumber http://www.voa-islam.com