Selasa, 22 Mei 2012

Hebat! Pelajar 15 Tahun Ciptakan Pendeteksi Kanker Pankreas


Hebat! Itulah satu kata yang layak disematkan kepada Jack Andraka. Bagaimana tidak? Pelajar 15 tahun ini sukses menemukan metode baru yang dapat mendeteksi kanker pankreas.

Prestasi ABG asal Crownsville, Amerika Serikat ini pun dianugerahi juara pertama pada ajang Intel International Science and Engineering Fair 2012 sebagai bagian dari program Society for Science & the Public.


Dengan menggunakan medium berbasis kertas tes diabetes, Jack berhasil menciptakan sensor celup sederhana untuk menguji darah atau urine untuk menentukan apakah pasien mengidap kanker pankreas stadium awal.

Hasil kajian itu memiliki akurasi lebih dari 90 persen dan menunjukkan bahwa sensor ciptaannya yang akan segera dipatenkan ini 28 kali lebih cepat, 28 kali lebih murah dan 100 kali lebih sensitif dibandingkan perangkat tes yang telah ada saat ini.

Melalui pencapaiannya itu, Jack berhak menerima penghargaan Gordon E. Moore, sebuah penghargaaan senilai USD 75.000 yang diberikan untuk menghormati salah satu pendiri dan mantan CEO serta komisaris Intel.

Pelajar Indonesia juga tak kalah berprestasi di event serupa. Adalah Muhammad Luthfi Nurfakhri dari SMA Negeri 1 Bogor yang memenangkan peringkat ketiga dalam ketegori teknik (elektris dan mekanik) dan mendapatkan penghargaan sebesar USD 1.000 untuk proyeknya yang berjudul 'Digital Leaf Color Chart'.

Sementara dua orang mahasiswa, Nicholas Schiefer (17 tahun) dari Ontario, Kanada dan Ari Dyckovsky (18 tahun) dari Virginia, Amerika Serikat, masing-masing menerima penghargaan Young Scientist sebesar USD 50.000 dari Intel Foundation.

Nicholas mempelajari apa yang disebutnya 'microsearch' atau kemampuan pencarian pada media informasi yang paling pesat berkembang: informasi kecil/pendek, seperti tweet dan update status Facebook.

Melalui penelitiannya, Nicholas berharap dapat meningkatkan kemampuan mesin pencarian, yang pada gilirannya akan meningkatkan akses terhadap informasi.

Adapun Ari meneliti teleportasi kuantum. Ia menemukan bahwa setelah atom dihubungkan melalui proses yang disebut 'penggabungan', informasi dari satu atom akan muncul pada atom lain saat kondisi kuantum dari atom pertama dihancurkan.

Dengan menggunakan metode ini, organisasi yang memerlukan tingkat keamanan data yang tinggi, seperti Dewan Keamanan Nasional, dapat mengirim pesan terenkripsi tanpa risiko mengalami kebocoran karena informasi tidak akan melakukan perjalanan ke lokasi baru, melainkan hanya akan langsung muncul di sana.

"Kami mendukung penuh kegiatan Intel International Science and Engineering Fair karena kami sadar bahwa matematika dan ilmu pengetahuan merupakan faktor yang penting untuk pertumbuhan global di masa depan," kata Santhosh Viswanathan, Chief Representative Intel Indonesia, dalam keterangannya yang diterima detikINET, Selasa (22/5/2012).

Pada tahun ini, lebih dari 1.500 ilmuwan muda turut bersaing dalam ajang Intel International Science and Engineering Fair. Mereka ini dipilih dari 446 kompetisi serupa di sekitar 70 negara, wilayah dan teritori.

Selain para pemenang yang telah disebutkan di atas tadi, ada lebih dari 400 finalis lain yang telah menerima penghargaan dan hadiah untuk terobosan penelitian mereka. Termasuk pemenang 17 penghargaan 'Best of Category' yang masing-masing menerima hadiah senilai USD 5.000.


sumber  http://inet.detik.com