Asing akan tetap melibatkan diri dengan urusan Papua. Itulah yang menjadi
perhatian Hariyadi Wirawan ketika diwawancarai itoday.
“Asing terlibat karena persoalan Papua tidak pernah selesai,” tutur
pengamat hubungan internasional Universitas Indonesia ini.
Menurutnya, apa yang terjadi di Papua sekarang, jelas mengikuti skenario
kemerdekaan Kosovo, yang berhasil memerdekakan dirinya dengan bantuan lembaga
internasional. Hal ini terlihat dengan didaftarkannya kemerdekaan Papua Barat
ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) beberapa waktu lalu.
“Jika asing melihat masalah Papua sebagai sebuah isu internasional yang
hangat, dan menganggap Indonesia tidak peduli. Maka kesempatan Papua untuk
merdeka akan semakin besar,” jelasnya.
Hariyadi mengingatkan, keberadaan AS di Darwin, Australia, walau sebenarnya
adalah untuk membendung Cina, tetapi jika masalah Papua semakin memanas, dan
memperoleh pengakuan lembaga internasional sebagai sebuah negara merdeka, maka
pangkalan AS di Darwin akan menjadi pangkalan yang bersifat multifungsi.
“AS akan mengerahkan pasukannya di Darwin guna melindungi Papua, jika
Indonesia nantinya menolak kemerdekaan Papua yang disahkan PBB secara sepihak,”
kata Hariyadi.
Apa yang dikatakan Hariyadi mengenai ancaman pangkalan AS di Darwin memang
tidak bisa dianggap enteng. Sebab posisi Darwin sangat untuk mendukung posisi
AS di ASEAN dan Laut Cina Selatan, atas Cina dan Rusia.
Tidak hanya itu, posisi Darwin juga memudahkan AS untuk mengirimkan
pasukannya dengan menggunakan kapal selam dan kapal induk, ke berbagai belahan
dunia, khususnya Asia Pasifik.
Bagi Hariyadi, alasan mengapa masalah Papua tidak pernah selesai, karena
pemerintah selalu menggunakan cara represif dengan menggunakan kekuatan
bersenjata. Sedangkan cara pendekatan lainnya kurang maksimal, sebab tim yang
dibentuk selalu saja tidak bekerja dengan semestinya.
Sumber http://www.fimadani.com