Dikutip dari artikel yang ditulis salah satu pengguna kompasiana.com,
seorang user dengan nama Bintang13 membuat sebuah artikel yang membuat kaget
banyak kalangan. Berikut ini adalah pemaparannya;
Tabir kebohongan mobil Kiat Esemka mulai terkuak. Mobil yang selama ini
digadang-gadang sebagai buah karya siswa SMK itu ternyata hampir
semuakomponennya mencomot dari mobil produk lain. Fakta tersebut disampaikan
oleh Sukiyat, pengusaha bengkel di Klaten yang selama ini menjadi salah satu
mitra dalam perakitan mobil Esemka.
Yang jadi masalah adalah kenapa hasil praktek sejumlah siswa Esemka Trucuk
itu kemudian dibawa ke Solo untuk dipamerkan di SMK 2, dan kemudian diklaim
sebagai (calon) mobil nasional oleh Walikota Solo Joko Widodo.
Mobil rakitan itu menggunakan sejumlah komponen dari mobil lain karena
memang di Indonesia belum bisa memproduksi gigi transmisi. Tidak heran sehingga
dipakailah komponen buatan Cina yang dibeli di Surabaya.
Kontroversi Kiat Esemka juga ramai dibicarakan di media sosial. Salah satu
yang sering berkomentar adalah Danie H Soe’oed lewat akun @daniesoeoed. Menurut
dia mencomot parts mobil lain memang wajar kalau untk belajar, tapi tidak untuk
membohongi masyarakat dengan mengatakan itu produksi sendiri.
“Wahai orang2 tolol, taukah bedanya antara membuat dan merakit???? Kalau
mau tetap beli mobnas, silahkan,” kicaunya di Twitter.
Melalui Twitter dia membeberkan asal muasal komponen yang menempel pada
Kiat Esemka. Menurutnya, mesin Timor digabung dengan transmisi yang nyomot
mobil Cina. Dia menyebut frame kaca depan belakang mengambil Daihatsu Espass,
lampu belakang Panther, lampu depan punya Honda CRV. Sedangkan komponen
kaki-kaki Esemka menggunakan komponen milik L-300 dan Kijang. “Kiat mengaku
mesin mobil hanya diganti tutup cylinder headnya aja. Aslinya, mesin
menggunakan mobil Timor. Saya dan siswa SMK Trucuk hanya membuat chasis dan
bodi, mesinnya dari antah barantah.” bebernya.
Dia melanjutkan pada saat menggarap proyek itu, Sukiyat ditekan berbagai
pihak untuk melakukan kebohongan, tapi dia menolak membangun kebohongan lebih
besar. Proyek mobil nasional hanya proyek politik segelintir orang untuk
mengkatrol nama seseorang. “Makanya kalau sudah jadi jangan sibuk pencitraan aja.
Jangan klaim mobnas kalau semua komponennya dari Cina. Harusnya masyarakat
terbuka matanya untuk melihat politisasi mobnas. Itu hanya tunggangan
pencitraan yang gagal total,” ucapnya.
Sumber http://www.fimadani.com