Sejumlah wartawan Petang tadi(29/5) daintaranya Budi Sunandar (Sindo
TV/RCTI), Andi Aja (Metro TV), Indra Khew (SCTV), Ija Internisti (Favorit TV),
Ridwan (JPNN/Padang Ekspress) dan beberapa wartawan lainnya dipukuli oleh
puluhan orang berseragam tentara, beberapa Kamera dirampas, satu Kamera hancur,
satu kamera belum kembali. Berikut kesaksian salah seorang wartawan Sindo TV.
“Kejadian ini terjadi pada puku 16.30 WIB dikawasan bungus, Kota Padang.
Saya saat itu dengan rekan-rekan wartawan nasional dan lokal sedang liputan
penggusuran pondok mesum di sepanjang kawasan Bungus oleh Satpol PP beserta
warga Gaung.” tulis Budi Sunandar melalui pesan singkat yang arrahmah.com
terima, Jakarta, Rabu(30/5).
Lanjut Budi, penyerangan dilakukan oleh oknum Marinir setelah penggusuran
tempat prostitusi berakhir, dan mereka sedang dalam perjalanan pulang.
“Saya bersama kawan-kawan wartawan berada di atas mobil patroli Satpol PP,
namun setelah usai penggusuran, puluhan anggota Marinir berpakaian lengkap
menghadang jalan raya. Angota marinir yang berpakaian sipil tersebut mengejar
dan menarik kamera dan telingan kanan saya” bebernya.
Hal yang serupa juga terjadi terhadap 7 orang wartawan lainnya, wartawan
favorit TV kameranya dihancurkan, wartawan Trans 7 kasetnya disita, fotografer
koran lokal Padang Ekspress memori cardnya disita.
“Setelah menganiaya wartawan mereka mencoba mundur. Saya dan rekan-rekan
wartawan langsung menuju rumah Sakit Jamil Padang untuk melakukan visum.”ujar
Budi.
Budi sendiri menderita luka cukup serius, setidaknya telinga bagian
kanannya terluka dan harus dijahit.
“Saya mendapat sebanyak tujuh jahitan di telinga sebelah kanan, karena
robek dan kamera saya sampai saat ini masih berada di tangan anggota Marinir
tersebut.” tutupnya.
Sebagaimana diberitakan, penertiban kafe yang dijadikan sebagai tempat
mesum di sekitar Bungus, kota Padang dilakukan oleh Satpol PP dan warga yang
sekian lama merasa resah atas aktifitas tempat prostitusi tersebut.
Diduga aksi arogansi oknum puluhan Marinir dilakukan mereka karena mereka
merupakan backing tempat maksiat tersebut. Selain wartawan, penganiyaan juga
menimpa Salah satu anggota DPRD Kota Padang dari Partai Amanat Nasional (PAN),
Syafrizal DJ.