Seorang pemuda gaul yang sering ngelayap di malam hari, hobinya sesuai umur
kenakalannya adalah mengintip ngintip isteri orang, dicarinya rumah dimana
suami perempuan itu tidak sedang di rumah. Kala itu dipanjatnya dinding rumah
seorang perempuan itu, karena ia mendengar suara perempuan bernyanyi. Ia
berjalan pelan pelan dan memasuki rumah tersebut. Setelah ia sampai ke muka
kamar perempuan itu, tiba tiba jelas didengarnya bahwa perempuan itu sedang
membaca Al Quran dengan suara khusyu. Ayat ayat yang dibacanya, tiba tiba
mengenai sudut hati pemuda itu :
“Belum jugakah datang masanya bagi orang orang beriman, bahwa akan khusyu
hatinya akan mengingat Allah dan mengingat apa yang turun dari kebenaran, dan
janganlah seperti orang orang yang diberi kitab sebelumnya, kemudian mereka
melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak
diantara mereka menjadi orang orang fasik. (QS 57:16)
Cobalah renungkan, mengapa kebetulan ayat itu yang dibaca oleh perempuan
itu, padahal sedikitpun dia tidak tahu. Bahwa kecantikan wanita itu sedang
diintip oleh laki laki yang bukan mahromnya.
Cobalah fikirkan, mengapa kebetulan perempuan yang sedang membaca Al Quran
yang terintip oleh pemuda itu. Kenapa ia tidak pergi ke tempat lain, perempuan
lain ? atau di rumah lainnya? Bukankah kota Baghdad luas?.
Hati pemuda itu telah dicegah oleh Allah dengan dirinya. Hatinya yang
tadinya hendak mengganggu isteri orang, dicegah oleh Allah dengan dirinya.
Hidayah Allah turun. Pecegahnya ialah ayat yang dibaca oleh perempuan itu.
Si perempuan pun tidak bermaksud dengan sengaja membaca ayat itu untuk
menundukkan niat pemuda tersebut. Dan si pemuda pun tidak sengaja memanjat
dinding untuk mendengarkan wanita tersebut membaca Al Quran. Lain yang
disengaja lain yang terjadi.
Ayat tersebut memukul hati pemuda tersebut. Dia pun keluar dan meluncur
turun dari rumah tersebut untuk akhirnya menyadarkannya untuk menempuh cara
kehidupan baru yang berlainan sama sekali.
Perubahan yang revolusioner. Dia menjadi seorang ulama besar Islam yang
tercatat namanya dalam sejarah, sebagai salah seorang ulama terbaik bagi Islam,
mumin, saleh , zahid dan faqih. Sehingga khalifah Harun Al Rashid pun sering
bersedia datang sendiri ke rumah ulama ini untuk meminta fatwa beliau, beliau
adalah Fudhail Bin Iyadh (MM)
Sumber http://www.eramuslim.com