Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF) Mustofa
B.Nahrawardaya mengatakan bahwa kehebohan pro kontra Lady Gaga adalah bagian
dari skenario pertunjukkan yang sudah direncakan pihak promotor untuk mem-booming-kan
promosi dari kehadiran Lady Gaga.
“Artinya promotor dari Lady Gaga itu sudah memperkirakan sebelumnya apa
yang harus dilakukan, termasuk membohongi publik bahwa sudah mendapatkan izin
menjual tiket, padahal Mabes Polri dan Polda Metro Jaya membantah bahwa sudah
ada izin menjual tiket ini.
“Inikan membohongi public,” jelas laki-laki yang juga
dikenal sebagai aktivis muda Muhammadiyah ini.
Selain itu menurutnya, skenario lain menurutnya, pemandangan keterlibatan
kedubes Amerika Serikat (AS) yang ikut memberi masukan ke DPR merupakan
salah satu bagian penting yang sudah disiapkan.
Hanya saja, kata Mustofa, promotor –dengan semua menejemen konflik yang
berusaha mengambil keuntungan atas kehebohan ini–tidak menyangka akan mendapat
reaksi penolakan yang sangat luar biasa dari umat Islam.
Mustofa juga mengatakan ia sangat mengapresiasi sikap Polri yang telah
menggunakan hak diskresinya dengan benar dengan mendengarkan keluhan Umat
Islam. Menurutnya jika Polri tidak mendengar keluhan Umat Islam maka Polri
telah menggunakan hak diskresinya dengan salah.
“Saya mengapresiasi Polri karena baru kali mereka mau mendengarkan suara
orang Islam daripada sebelum sebelumnya tidak pernah sama sekali. Dan tentu
cara–cara seperti ini perlu dilakukan oleh Polri supaya mereka menghargai hak
mayoritas di Indonesia,” tambahnya.
Menurut Mustofa, Polri juga harus menghargai hak mayoritas pemeluk agama di
Indonesia bukan hanya menghargai hak minoritas karena dua – duanya punya hak.
“Kalau yang dihargai minoritas saja maka Polri tidak fair dong,
karena baiknya yang mayoritas dan minoritas dua duanya punya hak yang harus
sama–sama dihargai, tidak sepihak dan tidak adil seperti itu,” jelasnya.
Imigrasi harus ketat
Mustofa berharap, ke depan, pihak keimigrasian di Indonesia juga bisa lebih
ketat dalam pemantauan orang–orang asing yang masuk ke Indonesia mulai dari Irshad
Manji hingga Lady Gaga.
Menurutnya, imigrasi seharusnya melakukan pemantauan dan pengawasan ketat
mengenai tujuan dari kunjungan dan alasan menetap di Indonesia. Ia khawatir ada
promotor-promotor nakal di Indonesia yang meremehkan aturan aturan administrasi
keimigrasian di Indonesia dan ini harus dibongkar.*