Lembaga Dakwah Kampus Jama'ah Shalahuddin UGM dan seluruh Lembaga Dakwah
Fakultas UGM mengadakan Tabligh Akbar dan Galang Dana bertajuk "DARI JOGJA
UNTUK ROHINGYA" Ahad (5/8) .
Seperti dilansir republika on line, acara yang dilaksanakan di
selasar Masjid Kampus UGM ini menghadirkan Nasrullah Nasution, Direktur Pusat
Informasi dan Advokasi Rohingya Arakan (PIARA); Ahyudin, Presiden Aksi
Cepat Tanggap (ACT); serta Shofwan Al-Banna Choiruzzad, Pengamat Politik
Internasional sebagai moderator.
Tabligh Akbar ini dilakukan sebagai sarana membangun empati publik terkait
konflik yang terjadi di Rohingya.
Pembicara pertama, Ahyudin, memaparkan tentang kondisi di camp Rohingya saat ini yang begitu mengenaskan. Beban terberat yang diderita mereka adalah tekanan jiwa dan terancam menjadi gila akibat penderitaan panjang yang mereka alami.
Pembicara pertama, Ahyudin, memaparkan tentang kondisi di camp Rohingya saat ini yang begitu mengenaskan. Beban terberat yang diderita mereka adalah tekanan jiwa dan terancam menjadi gila akibat penderitaan panjang yang mereka alami.
Untuk itu, salah satu upaya yang dilakukan ACT adalah mengirimkan ahli
trauma heeling untuk menyembuhkan trauma yang mereka derita, juga untuk melatih
muslim Rohingya agar menjadi relawan lokal yang dapat melakukan trauma heeling
juga.
Setelah pemaparan singkat dari Ahyudin, audience disemangati oleh
penampilan nasyid dari Fathul Jihad.
Pembicara selanjutnya, Nasrullah, memaparkan bagaimana sejarah Rohingya dan data terkait tragedi yang dialami Rohingya. Beberapa kejahatan yang terjadi seperti pembakaran masjid dan tempat tinggal, pembunuhan selepas sholat Jum'at pada 9 Juni 2012, dan lain sebagainya.
Pembicara selanjutnya, Nasrullah, memaparkan bagaimana sejarah Rohingya dan data terkait tragedi yang dialami Rohingya. Beberapa kejahatan yang terjadi seperti pembakaran masjid dan tempat tinggal, pembunuhan selepas sholat Jum'at pada 9 Juni 2012, dan lain sebagainya.
Saat ini umat Islam Rohingya tidak diperbolehkan untuk keluar dari kampung
halaman mereka untuk menyelamatkan diri. Maka satu-satunya jalur yang bisa
mereka gunakan untuk menyelamatkan diri adalah menggunakan jalur laut.
Setelah pemaparan dari kedua pembicara, acara dilanjutkan dengan tanya
jawab serta penyerahan donasi kemanusiaan untuk Rohingya sebesar Rp 18.510.000
secara simbolik oleh Ketua Jama'ah Shalahuddin, Arif Nurhayanto, kepada
Ahyudin. Acara ditutup dengan pembacaan puisi berjudul
"Rohingya" oleh Manyang Megantoro dan doa. (bilal/arrahmah.com)