Jumat, 10 Agustus 2012

Dasep Ahmadi: Inovasinya Bersumber dari Ide dan Gagasan


Menuai Inovasi dan Kreasi dalam Teknologi jadi topik Inspirasi Ramadhan (IRAMA), Jumat sore (3/8), di area paving block Masjid Salman ITB. Ir. Dasep Ahmadi, pencipta mobil listrik nasional, didapuk sebagai pemateri. Diskusi hangat pun tersaji sembari menanti waktu berbuka puasa.


Bagi Dasep Ahmadi, ide dan gagasan itu sangat penting. Karena, hal tersebut merupakan landasan beliau dalam berinovasi dan berkreasi. Kini, kerja kerasnya menuai hasil. Ia mampu membuat mobil listrik yang digadang-gadang akan jadi mobil nasional oleh Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Ia pun dapat julukan baru dari sang menteri, Putra Petir.

Ada beberapa alasan yang membuat Dasep tertarik mengembangkan mobil listrik. Pertama, mobil listrik belum banyak dikembangkan di Indonesia, bahkan di negara-negara ASEAN yang lain. Kedua, mobil listrik ramah lingkungan karena bebas polusi atau emisi karbon. Ketiga, dari segi pemakaian bahan bakar, mobil listrik cukup hemat.

Perawatan mobil listrik juga lebih mudah. Sebab, mobil listrik tidak membutuhkan banyak onderdil berupa filter sebagaimana mobil BBM. “Ibaratnya, kalau mobil BBM setiap 10 ribu kilometer harus ke bengkel, mobil listrik mungkin baru ke bengkel setelah 50 ribu kilometer,” jelasnya.

Ia mendesain mobil listriknya sebagai city car dengan empat tempat duduk, sehingga bentuknya relatif kecil. Hal tersebut membuat mobil ini tidak membutuhkan ruang yang besar untuk parkir.

Dasep optimistis, mobil listrik bisa sukses dikembangkan diIndonesia. Meski demikian, dia tetap membutuhkan dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal regulasi maupun insentif pajak. Sebab, masih ada beberapa komponen yang belum bisa diproduksi di dalam negeri sehingga harus diimpor.

Kemudian pemerintah juga harus menyiapkan fasilitas pendukung. Seperti tempat pengisian ulang baterai yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat pengguna mobil listrik.

Diakhir perbincangan, Dasep mengajak kepada Mahasiswa untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Misal dengan aktif berorganisasi dan terus berinovasi serta berkreasi sesuai bidangnya masing-masing.

Hal ini senada dengan perjalanan sosok yang kini diamanahi sebagai Ketua Keluarga Alumni (KALAM) Salman. Sejak kecil Dasep memang menyukai hal-hal yang berbau sains. Bakat dan minatnya terus ia kembangkan, termasuk saat ia kuliah. Salah satu prestasi berhasil  ia ukir semasa kuliah. Ia memimpin tim Pusat Teknologi Tepat Guna (Pustena) Masjid Salman ITB meraih gelar juara I Lomba Inovasi Robotika Tingkat Nasional 1987.

Dasep menambahkan, Nilai akademik memang harus baik. Tapi ketika tidak didukung dengan aktif di organisasi, akan ada sesuatu yang hilang, pengalaman.***