Menuai Inovasi dan Kreasi dalam Teknologi jadi topik Inspirasi Ramadhan
(IRAMA), Jumat sore (3/8), di area paving block Masjid
Salman ITB. Ir. Dasep Ahmadi, pencipta mobil listrik nasional, didapuk
sebagai pemateri. Diskusi hangat pun tersaji sembari menanti waktu berbuka
puasa.
Bagi Dasep Ahmadi, ide dan gagasan itu sangat penting. Karena, hal tersebut
merupakan landasan beliau dalam berinovasi dan berkreasi. Kini, kerja
kerasnya menuai hasil. Ia mampu membuat mobil listrik yang digadang-gadang akan
jadi mobil nasional oleh Menteri BUMN, Dahlan Iskan. Ia pun dapat julukan baru
dari sang menteri, Putra Petir.
Ada beberapa alasan yang membuat Dasep tertarik mengembangkan mobil
listrik. Pertama, mobil listrik belum banyak dikembangkan di Indonesia, bahkan
di negara-negara ASEAN yang lain. Kedua, mobil listrik ramah lingkungan karena
bebas polusi atau emisi karbon. Ketiga, dari segi pemakaian bahan bakar, mobil
listrik cukup hemat.
Perawatan mobil listrik juga lebih mudah. Sebab, mobil listrik tidak
membutuhkan banyak onderdil berupa filter sebagaimana mobil BBM. “Ibaratnya,
kalau mobil BBM setiap 10 ribu kilometer harus ke bengkel, mobil listrik
mungkin baru ke bengkel setelah 50 ribu kilometer,” jelasnya.
Ia mendesain mobil listriknya sebagai city car dengan
empat tempat duduk, sehingga bentuknya relatif kecil. Hal tersebut membuat
mobil ini tidak membutuhkan ruang yang besar untuk parkir.
Dasep optimistis, mobil listrik bisa sukses dikembangkan diIndonesia. Meski
demikian, dia tetap membutuhkan dukungan dari pemerintah, terutama dalam hal
regulasi maupun insentif pajak. Sebab, masih ada beberapa komponen yang belum
bisa diproduksi di dalam negeri sehingga harus diimpor.
Kemudian pemerintah juga harus menyiapkan fasilitas pendukung. Seperti
tempat pengisian ulang baterai yang bisa diakses dengan mudah oleh masyarakat
pengguna mobil listrik.
Diakhir perbincangan, Dasep mengajak kepada Mahasiswa untuk memanfaatkan
waktu sebaik mungkin. Misal dengan aktif berorganisasi dan terus berinovasi
serta berkreasi sesuai bidangnya masing-masing.
Hal ini senada dengan perjalanan sosok yang kini diamanahi sebagai Ketua
Keluarga Alumni (KALAM) Salman. Sejak kecil Dasep memang menyukai hal-hal yang
berbau sains. Bakat dan minatnya terus ia kembangkan, termasuk saat ia kuliah.
Salah satu prestasi berhasil ia ukir semasa kuliah. Ia memimpin tim Pusat
Teknologi Tepat Guna (Pustena) Masjid Salman ITB meraih gelar juara I Lomba
Inovasi Robotika Tingkat Nasional 1987.
Dasep menambahkan, Nilai akademik memang harus baik. Tapi ketika tidak
didukung dengan aktif di organisasi, akan ada sesuatu yang hilang,
pengalaman.***