Sebuah pusat penelitian peradaban Islam dan Timur Tengah di Amerika Serikat
merilis hasil penelitian yang menyebutkan Ibukota Turki, Istanbul sebagai kota
teraman di dunia. Bahkan petugas keamanan sipil di kota tersebut sebagian besar
menyandang gelar sarjana.
"85 persen dari polisi Turki memiliki gelar sarjana," kata Profesor Studi Islam dan Timur Tengah dari Universitas California, Fariba Zarinebaf, sebagaimana dilansir thenational.com, Kamis (2/2).
"85 persen dari polisi Turki memiliki gelar sarjana," kata Profesor Studi Islam dan Timur Tengah dari Universitas California, Fariba Zarinebaf, sebagaimana dilansir thenational.com, Kamis (2/2).
Yang menarik, kata Fariba, Istanbul terbuka dengan orang asing. Kepolisian Turki hanya meminta laporan dari warga asing. Laporan itu sebenarnya merupakan bentuk pendekatan persuasif yang bertujuan keamanan bersama.
"Di Istanbul, saya merasa lebih aman daripada di Chicago. Tingkat kriminalitas Chicago lebih tinggi dari Istanbul. Mungkin sudah saatnya, Chicago meniru Istanbul," ucapnya.
Pemerhati isu perkotaan, David Lepeska menambahkan, Istanbul menjadi kota ideal bagi negara-negara Islam. Menurutnya, Istanbul berhasil menawarkan model kota yang sukses memadukan unsur syariah dan hukum modern.
"Dengan ribuan warga Albania, Yunani, dan Kurdi di antara 400.000 populasi Istanbul, serupa dengan populasi kota Paris pada abad ke-14, Istanbul tidak terlihat sebuah kota Muslim," kata Lepeska.
Dia mencontohkan, Istanbul tidak menangkap wanita pekerja seks, tetapi justru memasukkannya ke Bursa, Anatolia. Di sana, wanita yang berniat bertobat, dapat terhindar penjara dan masuk rehabilitasi.
Bahkan menurutnya, dalam hal kebijakan kota, Istanbul patut dicontoh kota-kota muslim seperti Dubai, Jakarta, Nairobi dan Kairo. Sebab, Istanbul dalam beberapa dekade terakhir mengalami transformasi yang pesat, seperti ekspansi perkotaan dan modernisasi pemukiman pinggiran kota.
http://www.republika.co.id