Dalam pertemuan Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab dengan Ketua Umum Fahmi
Tamami (Forum Silaturahmi Ta`mir Masjid dan Mushola Indonesia) H.Rhoma
Irama, Habib Rizieq menjelaskan, apa yang menyebabkan kehadiran FPI ditolak di
Kalimantan Tengah.
Habib mengatakan, FPI dalam beberapa bulan terakhir ini diminta oleh para
petani masyarakat Dayak Serua yang sudah 8 tahun bertikai dengan perusahaan,
dan tidak pernah selesai. Perlu diketahui, para pengusaha yang ada di Kalteng
dibeking oleh penguasa yang kerap menzalimi para petani. Akhirnya petani mulai
putus asa. Saat petani melapor, bukannya didengar aspirasinya, tapi malah
ditangkap. Petani lalu minta bantuan kepada DPRD setempat, diantaranya
ada seorang tokoh dewan adat Dayak Serua bernama H . Budiardi, yang gigih
membela rakyatnya.
Tidak mampu menyelesaikan, tokoh dewan adat tersebut lalu “terbang”
ke Jakarta untuk mencari keadilan. Tokoh adat Dayak Serua itu pun menyambangi
FPI Pusat di Petamburan, Jakarta. Dari sini, diperkenalkanlah tokoh adat dayak
Serua itu pada rekan-rekan dari beberapa ormas, termasuk sejumlah pengacara
untuk memberi advokasi hukum terhadap petani dayak yang tertindas.
Pada 25 Januari 2012, berkat perjuangan kawan-kawan FPI, para petani Dayak
Serua berhasil dipertemukan dengan Gubernur Kalteng Teras Narang di Jakarta.
Dalam pertemuan itu, Teras Narang berjanji akan menyelesaikan permasalahan
Dayak Serua, dengan catatan petani itu kembali pulang ke Kalteng, tak perlu
bergerilya di Jakarta.
Setelah pertemuan itu, kawan-kawan pengacara di Jakarta menuju Kalteng
untuk menemui petani dayak Serua untuk mengetahui perkembangan selanjutnya.
Tapi yang terjadi, rekan-rekan aktivis kemanusiaan yang meliputi pengacara
tersebut malah dikepung oleh ribuan dayak yang sudah dikondisikan. Para
pengacara difitnah untuk membuat keonaran di Kalteng, bahkan petani-petani yang
melapor tadi ditangkap.
Saat ini ada 12 petani yang ditangkap. Tokoh adat Serua H. Budiardi yang
semula mau ditangkap, berhasil meloloskan diri, ia balik ke Jakarta. Teras
Narang pun mengkhinati janjinya sendiri.“Jadi FPI di Kalteng juga berusaha
untuk menyelesaikan permasalahan konflik agrarian,” kata Habib menjelaskan. Desastian
Sumber http://www.voa-islam.com