Inilah ungkapan seorang titisan Snouck Hurgronje abad 21. Dalam beberapa
statusnya di jejaring sosial Facebook, GN (inisial), seorang muallaf bule asal
Australia yang sering disebut-sebut ustadz, dan kerap berceramah di
majelis-majelis taklim kaum ibu maupun bapak, bernada sangat sinis tentang
Front Pembela Islam(FPI) dan Habib Rizieq Syihab.
Dalam statusnya, ia mengatakan, ada banyak laporan rekayasa da sepihak di media
terkait kasus insiden Monas. Menurutnya, FPI tidak 100% selalu benar dan wajib
didukung. Dan FPI juga tidak 100% salah dan wajib dibubarkan. Bule itu
mengatakan, FPI dipelihara secara khusus oleh polisi supaya bisa digunakan
untuk mengancam orang-orang tertentu.
“Saya lebih cenderung tidak peduli pada mereka. Apa yang saya lihat
di media adalah mereka main hakim sendiri, dan tidak peduli pada pendapat orang
lain,” katanya.
Dengan bodohnya, ia juga mengatakan, Ahmadiyah itu bukan suatu “bahaya”
besar dan nyata terhadap ummat Islam secara nasional. Jumlah pengikut mereka
bisa dihitung karena saking sedikit. Dan perlu diketahui, bahwa Ahmadiyah bukan
satu kelompok, tetapi ada banyak pecahan. Ada yang menganggap bahwa Mirza
Ghulam Ahmad itu hanya seorang wali, sama seperti banyak orang NU bilang Gus
Dur adalah wali. Jadi atas itu mereka mau dibunuh tanpa perlu proses pengadilan
dulu?
Snouck Hurgronje baru yang kini tinggal di Jakarta ini merekomendasi, kita
yang Muslim perlu hati-hati terhadap FPI. Mendukung tidak perlu, dan bergabung
dengan orang yang menuntut mereka dibubarkan juga tidak perlu. Tetapi di antara
kedua posisi itu, ada banyak hal yang perlu diselediki karena masih belum
jelas.
Status yang mendapat komentar pedas dari jamaah facebook ini tak berhenti,
keesokan harinya, GN kembali melempar bola panas untuk mengaduk-aduk emosi kaum
muslimin di akun FB miliknya. Status kedua, bule usil itu mengatakan,
Habib Rizieq akan segera dihujat rame-rame di facebook karena tuduhannya kepada
Gubernur Kalteng. Habib pun dituding tidak bertabayun dulu. Ia berharap, Habib
akan dihujat sebagai orang JIL, pendukung Yahudi, penyusup, feminis, agen intel
asing dan orang yang tidak paham agama. Bule itu mengatakan, habib baru kenal
Islam sejak lahir, karena belum mengerti Islam secara baik dan benar.
Agar umat Islam tidak tertipu, kenalilah siapa Snouck Hurgronje baru yang
dengan sinis menghujat FPI dan Habib Rizieq Syihab. GN adalah warga asing
dari Selandia Baru (& Australia). Lulusan Universitas Griffith, Brisbane,
Fakultas Kajian Asia & Fakultas Pendidikan. Masuk Islam tahun 1996, di
Jakarta. Sudah 15 tahun menetap di Jakarta, & pindah kerja setiap beberapa
tahun. Ia kini masih WNA dan memakai visa. Aktivitas utamanya adalah mengajar
bahasa Inggris (tidak aktif). Menulis buku perbandingan agama Islam-Kristen.
Belajar agama.
Ia juga memberikan berbagai macam konsultasi seperti agama, muallaf,
pendidikan, anak, psikologi anak, kesehatan, parenting, sosial, politik,
bisnis, dsb. lewat email, blog, dan pertemuan pribadi. Ceramah sewaktu-waktu
(tidak secara rutin). Lalu menulis buku tentang Islam di Indonesia, tentang
pendidikan di Indonesia. Membuat buku dan mainan anak, dan membuat produk
pendidikan untuk anak (games, dll). Tetap seperti biasa, setiap hari, membahas persoalan
agama, pendidikan, sosial, politik, dll, dalam bahasa Indonesia di Blog dan
Facebook.
Rupanya si GN sengaja membuat emosi jamaah Facebook meluap-luap. Setelah
membuat postingan yang provokatif, lalu ia hapus. Keesokan harinya kembali
memancing emosi umat, dan setelah banyak komen, dihapus lagi. Setidaknya ia
sudah tiga kali memposting tulisan provokatif dan dihapus. Rupanya ia khawatir,
jatidirinya terbongkar, sehingga harus menghapus statusnya.
Mungkin ia lupa, Malaikat sudah mencatat. Catatan itu tak kan ada manusia
yang bisa menghapusnya. Subhanallah cara Allah Ta'ala membuka tabir dusta kaum
munafiqun. Adapun postingan hadits-hadits, tak lain hanya kedok saja. Kini ia
berlindung di balik ketiak mantan Ketua MUI, KH. AMY (inisial). Setelah puas menghujat
FPI dan Habib Rizieq, ia mengaku habis ditraktir kiai tersebut.
Harus diakui, umat Islam betul-betul kecewa terhadap media sekuler yang
tidak seimbang dalam memberitakan FPI. Kita lelah, Islam (gerakannya)
selalu disudutkan, dikerdilkan, karakternya dimutilasi. Ini salah satu alasan
banyak orang yang balik cinta dan mendukung FPI Apalagi ditambah dakwah
kongkritnya di tempat-tempat bencana, membantu advokasi dan lain-lain,
yang hampir tak tersentuh media sekuler.
Mau Tahu Karakter Snouck Hurgronje
Christian Snouck Hurgronje adalah spionase Belanda yang mempelajari Islam
dan menyebarkan fitnah di tengah masyarakat Muslim. Dengan menggunakan
pengetahuan tentang Islam dan sejarahnya, Snouck menjalankan siasat busuknya
untuk mencari kelemahan umat Islam dari dalam.
Di balik ”penelitian ilmiah” itulah, ia melakukan aktivitas spionase, demi
kepentingan penjajah dan melanggengkan kekuasaan kolonial. Dengan cara
manipulasi, pengkhianatan, dan pura-pura masuk Islam, Snouck berganti nama
menjadi Abdul Ghaffar, mempelajari Islam di Mekkah Al Mukarramah, bahkan
menunaikan ibadah haji.
Selama di Hijaz, ia berbaur dengan masyarakat Indonesia yang mukim di sana,
dan menjalin hubungan erat dengan para ulama Mekkah dan Indonesia, khususnya
asal Jawa, Sumatera, dan Aceh. Banyak data-data penting dan informasi yang
diperoleh, saat ia memata-matai gerakan anti penjajahan, terutama ihwal rencana
para ulama Indonesia yang akan menyerukan jihad melawan Belanda di Tanah Air.
Seperti diketahui, dahulu, musim haji adalah waktu yang tepat berkomunikasi
dan saling tukar informasi diantara pemimpin umat dari berbagai belahan dunia.
Saat kembali ke Indonesia, Snouck menikahi dua wanita Muslimah, salah satunya
anak kiai asal Bandung. Kemudian ia menawarkan diri kepada pemerintah Belanda
untuk ditugaskan di Aceh. Yang jelas, banyak informasi yang disuplai Snouck
kepada Belanda. Ia membuat laporan panjang yang berjudul ”Kejahatan-kejahatan
Aceh”. Laporan ini menjadi acuan dan dasar kebijakan politik dan militer
Belanda dalam menghadapi masalah Aceh.
Jaringan intelijen yang dibangun Snouck adalah merangkul mata-mata dari
kalangan pribumi, diantaranya ulama Jawa yang membantu pencitraan dirinya
sebagai saudara seiman. Ia juga dibantu oleh seorang asisten dari keturunan
Arab, yaitu Sayyid Utsman Yahya bin Aqil Al Alawi. Sayyid adalah penasihat
pemerintah Belanda dalam urusan Islam dan kaum muslimin.
Snouck lalu merekomendasikan, bahwa yang berada di balik perang dahsyat
Aceh dengan Belanda adalah para ulama. Sedangkan tokoh-tokoh formalnya bisa
diajak damai dan dijadikan sekutu, karena ia yakin tokoh-tokoh itu hanya
memikirkan duniawinya, mengamankan posisinya. ”Islam harus dianggap sebagai
faktor negatif karena dialah yang menimbulkan semangat fanatisme agama di
kalangan muslimin. Islam membangkitkan kebencian dan permusuhan rakyat Aceh
terhadap Belanda,” begitu statemen Snouck. Itulah sebabnya, ia meyakinkan
pemerintah Belanda, kekuatan di Aceh bisa ditaklukkan bila ulamanya
”dibersihkan”.
Maka Snouck Hurgronje abad 21 ini (berinisial GN) adalah berupaya
memprovokasi umat untuk berhati-hati pada FPI dan Habib Rizieq Syihab.
Targetnya adalah mengadu domba sesama kaum muslimin (devide et impera). Ini
adalah ungkapan yang sangat jahat. Karena itu umat Islam harus mewaspadai, dan
jangan sampai terkecoh. Makhluk ini sangat berbahaya, ia pandai beretorika dan
bermulut manis. ***
Sumber http://www.voa-islam.com