Kendati perusahaan bangkrut, tak berarti karyawan cemberut. Sebaliknya
mereka tersenyum riang ketika pemilik usaha otobus Australia, Patriarch Ken
Grenda, membagi-bagikan bonus kepada seluruh karyawan setelah perusahan itu
laku dijual.
Total bonus yang diberikan bos berusia 79 tahun itu kepada karyawannya
sebesar US$ 15 juta (Rp 135 miliar). “Banyak karyawan terkejut ketika tiba-tiba
rekening bank mereka gendut,” begitu laporan media Australia.
Rata-rata setiap karyawan mendapatkan AU$ 8.500 (Rp 83 juta), tergantung
pada masa kerja mereka. Menurut laporan media massa setempat, para karyawan
menerima bonus antara AU$ 30-100 ribu (Rp 290-970 juta).
“Anda tahu mereka bergabung bersama kami ada yang lebih dari 40 tahun,”
kata putra Grenda, Scott, kepada ABC News. “Kami berkembang dari
empat bus di Dandenong pada 1945 hingga menjadi 1.300 bus di Melbourne,
Adelaide, dan Perth,” ujarnya.
Grenda, yang juga merangkap sebagai direktur utama perusahaan, mengatakan
ayahnya sangat sedih karena harus menjual ladang bisnisnya. Pembagian bonus ini
sebagai perwujudan rasa terima kasih kepada seluruh karyawan.
“Sebuah bisnis yang baik adalah sebaik orang-orang yang mengabdi di
perusahan itu. Dan, kami memiliki orang-orang yang sangat fantastik,” ujar
Grenda.
Rezeki nomplok yang masuk ke rekening masing-masing karyawan, menurut
laporan media Australia, membuat mereka kaget. Bahkan saking tak percayanya
mereka memanggil bank untuk memeriksa kembali rekening di tabungannya. “Mereka
takut ada kesalahan.”
Koran Herald Sun melaporkan kendati telah mendapatkan bonus
dari hasil penjualan perusahaan, mereka dijamin tak bakal dipecat karena tetap
akan dipekerjakan lagi oleh pemilik baru. Salah seorang sopir bus yang menyebut
namanya John mengatakan kepada Radio ABC bahwa Grenda adalah
“orang yang murah hati dan pria sejati.”
http://www.fimadani.com