Nama Ulil Abshar Abdalla kini menjadi buah bibir di jejaring sosial.
Langkahnya yang mendukung agar FPI dibubarkan menuai kecaman dari berbagai umat
Islam. Bersama para koleganya, Ulil turut menggorganisir Gerakan Indonesia
Tanpa FPI. “Dukung gerakan #IndonesiaTanpaFPI. Support the
Indonesia-without-FPI movement. | FPI is an Indonesian "Islamic"
vigilante group,” tulis Ulil di akunnya, @ulil Abshar-Abdalla.
Namun sebenarnya siapakah Ulil? Ulil Abshar-Abdalla lahir di Pati, Jawa
Tengah, 11 Januari 1967. Pria berumur 45 tahun ini adalah seorang tokoh Islam
Liberal di Indonesia yang berafiliasi dengan Jaringan Islam Liberal. Meski
berpikiran liberal, sebenarnya Ulil
sempat kuliah di LIPIA pada tahun 1988 sampai 1993 sebelum sempat di drop-out.
Seperti mahasiswa LIPIA pada umumnya, Ulil juga mempelajari kita-kitab Ibnu
Taimiyyah yang sangat indah dan bernuansa tauhid sebagai keharusan seorang
mahasiswa kala itu. Ulil nyaris saja mendapat gelar sarjana di Fakultas
Syari'ah, namun sayang berkah LIPIA urung dia dapatkan hingga kemudian dikeluarkan
oleh pihak kampus tanpa sempat menyabet gelar sarjana.
Hal yang sama juga terjadi ketika menempuh pendidikan Doktoral di Harvard.
Sumber dari Suara Islam, seorang diplomat sekaligus seorang Doktor lulusan
Harvard, mengatakan bahwa Ulil
sebenarnya juga telah gagal menyelesaikan studinya di Harvard. “Saya dengar dia
drop out,” kata sang diplomat itu. Jika hal itu benar, maka untuk kedua kalinya
Ulil mendapat gelar DO pasca dari LIPIA.
Sebagai santri, Ulil muda adalah seorang pelajar di Madrasah Mathali'ul
Falah, Kajen, Pati, Jawa Tengah yang diasuh oleh KH. M. Ahmad Sahal Mahfudz
(wakil Rois Am PBNU periode 1994 1999 dan Rois Am PBNU 2004-2010). Tak hanya
itu, Ulil juga pernah “mondok” di Pesantren Mansajul 'Ulum, Cebolek, Kajen,
Pati, serta Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang.
Berbeda dengan Ulil yang membela Ahmadiyah, KH Sahal Mahfudz justru
terkenal keras menentang Ahmadiyah. Romo Kyai -begitu para santri memanggilnya
termasuk Ulil- meminta agar Ahmadiyah keluar dari Islam. Beliau terkenal garang
dalam mengkritik kalangan muda NU yang memakai jurus “Atas nama HAM” untuk
membela kehadiran Ahmadiyah.
KH. Sahal dengan tegas menyatakan bahwa Ahmadiyah mempunyai akidah yang
berbeda. KH. Sahal Mahfudz pun telah berkali-kali menyatakan Ahmadiyah sesat
dan meminta pemerintah untuk membubarkan dalam kapasitasnya sebagai petinggi
Majelis Ulama Indonesia.
Kini Ulil melabuhkan pengembaraannya dalam struktur Partai Demokrat. Di
"rumah baru" nya ini, ia menjabat sebagai Ketua Divisi Pusat
Pengembangan Strategi dan Kebijakan Pengurus Pusat dalam masa jabatan Ketua
Umum Anas Urbaningrum. Ya mantan anggota KPU yang kini juga tengah terseret
kasus korupsi itu. (Pz)
Sumber http://www.eramuslim.com