Kampus terbaik kedua sejagat, Harvard University di Amerika Serikat, sedang
dilanda aib. Ratusan mahasiswa strata satu jurusan ilmu pemerintahan ketahuan
menyontek saat ujian akhir semester dua bulan lalu.
Skandal ini memaksa Dewan Pendidikan Kampus menggelar investigasi besar-besaran dipimpin langsung Rektor Jay Harris. Dia bersama beberapa dosen bakal menginterogasi 125 mahasiswa diduga menggunakan alat komunikasi untuk saling mencontek, seperti dilansir BBC, Jumat (31/8).
Presiden Yayasan Harvard Drew Faust menyatakan saling contek itu sangat mengecewakan dan membuat dia malu. "Bila penyelidikan ini terbukti, sepantasnya kami kecewa karena sikap tercela seperti itu berkebalikan dengan prinsip kejujuran diusung Harvard," kata dia.
Insiden mencontek ini terjadi pada ujian akhir semester mata kuliah Pengantar Ilmu Pemerintahan dengan soal tentang susunan Kongres Amerika. Ada 279 mahasiswa mengikuti kelas diasuh dosen Matthew Platt itu.
Berdasarkan sumber, Platt sebetulnya tidak menyadari separuh kelas mencontek. Dosen pendamping yang menyadari ada kecurangan karena banyak mahasiswa menjawab sebuah soal esai sama persis.
Kemungkinan besar para mahasiswa curang itu menggunakan telepon seluler buat berbagi jawaban. Tim investigasi Harvard menolak menjelaskan identitas atau cara ratusan pelajar itu mencontek sebelum penyelidikan usai. Namun, pihak kampus berjanji bila terbukti, mereka semua akan dikeluarkan.
Rektor Jay Harris menyatakan skandal mencontek ini membuktikan generasi masa kini terlalu dimanjakan teknologi. "Ada persoalan etika tidak dimiliki generasi masa kini, ketika mereka terbiasa dengan teknologi komunikasi mutakhir," ujar dia.
Harvard selama ini membangun reputasi sebagai kampus terbaik di Negeri Paman Sam. Secara global, berdasarkan survei Times dan QS, setiap tahun universitas di Negara Bagian Massachusetts itu hanya kalah dari Universitas Cambridge di Inggris. Kampus yang terkenal berkat fakultas hukum ini berulang kali melahirkan negarawan Amerika, termasuk Presiden Barack Hussein Obama.
Terakhir kali skandal akademik melanda kampus ini terjadi dua tahun lalu. Saat itu, alumnus program strata satu bernama Adam Wheeler ketahuan membuat esai plagiat untuk mendaftar beasiswa pascasarjana.