Massa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Jakarta
Barat melakukan aksi damai di Bundaran Hotel Indonesia (HI). Mereka mengecam
pendukung tim sukses Joko Widodo-Basuki T Purnama (Ahok) yang diduga telah
menghina Ustaz kondang, Yusuf Mansur.
Hinaan itu bermunculan setelah Yusuf Mansyur dalam account twitternya
menulis soal pemimpin yang amanah. Tetapi kicauan ini lantas dikaitkan dengan
kepemimpinan Jokowi di Solo para pengguna twitter.
Alhasil, kicauan ini langsung mendapat respon dari account yang selama ini
membela Jokowi dengan nada menghina Yusuf Mansur. Seperti misalnya, “@kurawa:
tapi ingat tad substansi&timing anda bcr spt itu jgn pikir kita ini bodoh”
yusuf hanya menjawab “wooo… Maaf ya. Maafin saya. Ga mikir gitu koq”.
@asbabul_junub: Ente dibayar berapa sama Foke? ustad abal2 ente nih”
kemudian dijawab dengan santai “(Maksudnya? Saya paham, pasti ttg tweet saya
ya? Itu universal Pak),” balas YM sebutan nama Yusuf Mansyur
Tindakan para pendukung Jokowi-Ahok ini dinilai oleh HMI sebagai bentuk
tindakan yang keterlaluan. Ketua Umum HMI cab Jakarta Barat, Rhezki Jovie
Pratama mengatakan dalam orasinya setalah sebelumnya Rhoma Irama yang dinilai
sara, kini Ustadz Yusuf Mansyur. Menurutnya, apa yang salah dari mereka sebagai
seorang mubalig yang berdakwah dan mengingatakan umat islam.
“Ustadz Yusuf Mansyur hanya mengingatkan jemaahnya dalam akun twitternya,
tiba-tiba diserang dan dihujat oleh relawan kotak-kotak dengan bahasa yang
sungguh sangat menyakitkan ummat muslim, ini pemilu gaya apa?” Kata Jovie,
Minggu (9/9).
Jovie mengatakan sebagai keluarga besar HMI, dirinya menghimbau kepada
relawan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok untuk tidak mengusik, menganggu dan menghina
ulama islam yang sedang berdakwah dan mengingatkan umat. “Menganggu ulama sama
saja menganggu umat islam, kami akan selalu berada di garda terdepan untuk
membela ustadz dan ulama dalam menjalankan syiar islamnya, apalagi sampai ulama
dan ustad kami yang notabenenya pemimpin kami di hujat dan dihina,” tandasnya.
Dalam aksinya para mahasiswa ini mengenakan baju koko dan membawa spanduk
dan poster, “Jangan Hina Ustad Kami” sampaikan kitab suci itu bukan SARA,
“Cintai Ulama Jangan Sakiti”. “Musuh Ulama=Musuh Kami”. “Stop Penghinaan ustad
dan ulama”. “Yusuf Mansyur yes Sekluer no”. “Jangan pojoki ulama lewat twitter”
aksi ini cukup menarik perhatian para pengguna jalan. (awa/jpnn)