Warga Afghanistan menggelarkan aksi demonstrasi anti-Amerika menyusul insiden pembakaran alquran di Kamp Militer Amerika Serikat |
Kantor berita Xinhua dalam laporannya, menyinggung pembantaian
terbaru warga Afghanistan oleh seorang tentara Amerika Serikat. Kantor Berita
Cina itu bahkan dengan tegas menyebut tentara Negeri Paman Sam tersebut sebagai
pecundang perang di Afghanistan.
Xinhua, Senin (12/3) melaporkan bahwa meski AS telah mengeluarkan dana 500 miliar dolar, tapi tetap tidak berhasil mencapai kepentingan-kepentingan yang diincarnya di Afghanistan. Ditambahkannya, pendudukan Afghanistan telah menelan biaya yang cukup besar selama satu dekade lalu.
"Lebih dari dua ribu serdadu AS tewas dalam perang itu, tapi Amerika sepertinya akan tetap menjadi pecundang perang berbiaya besar itu," tulisnya.
Dituliskan Xinhua, pelecehan dan aksi kekerasan militer AS di Afghanistan menunjukkan bahwa Washington tidak dapat lagi meneruskan strategi agresif di negara itu. Kekerasan terbaru adalah penembakan brutal seorang tentara AS yang menewaskan 16 warga sipil Afghanistan.
Seraya mengkritik strategi agresif militer AS di Afghanistan dalam beberapa tahun terakhir, Xinhua menambahkan, tindakan-tindakan AS berujung pada jatuhnya korban sipil Afghanistan.
"Militer AS telah beberapa kali memuntahkan pelurunya ke arah warga sipil Afghanistan. Selain itu, pelecehan pasukan AS dan NATO terhadap Alquran dan sakralitas Muslim adalah bukti bahwa AS tidak menghormati sakralitas, agama, budaya, dan bahkan identitas kemanusiaan rakyat Afghanistan," kritiknya.
Pada bagian akhir laporannya, Xinhua menegaskan bahwa AS menginvasi Afghanistan dengan slogan menciptakan stabilitas, meredam konflik, dan memerangi militan Taliban, akan tetapi tidak satu pun dari tujuan itu dicapai. Ketidakstabilan Afghanistan dan peningkatan kembali kekuatan Taliban, merupakan indikasi kekalahan AS di negara itu.
Sumber http://www.republika.co.id