Pattani tidak hanya bersimbah darah. Kehormatan para Muslimah pun dirampas
oleh tentara Thailand yang beragama Budha yang dikirim pemerintah Thailand ke
Pattani.
“Tentara-tentara sering memperkosa Muslimah, mereka menaiki rumah para
muslimah, para tentara bejat ini tidak segan-segan menggoda para muslimah,
memperkosanya lalu terus dibunuh,” kata Umi Madinah, perwakilan Muslimah
Pattani dari Pattani United Liberation Organization kepada media Senin
malam (5/3).
Tragisnya, jumlah Muslimah korban perkosaan tentara Thailand, bukan dalam
hitungan jari. Akan tetapi, mencapai ratusan orang. Dampaknya, banyak anak-anak
hasil perkosaan tentara Tahiland di bumi Pattani.
“Itu sering terjadi. Banyak para anak di Patani tidak tahu siapa ayahnya,
karena mereka hasil dari perkosaan tentara Thailand dan para tentara tidak mau
bertangung jawab. Kalau boleh dikatakan sudah ratusan anak yang tidak tahu
siapa bapaknya,” ujarnya
Aktivitas muslimah Patani sendiri biasanya menjadi tenaga pengajar dan
pengering ikan di tepi laut. Sedangkan muslimah di daerah pedalaman mereka
bekerja pada sektor perkebunan. Namun permasalahannya, kini mereka tidak lagi
berani keluar untuk berkebun.
“Mereka masih trauma dan khawatir akan diperkosa tentara Thailand di luar
rumah,” sambung Umi Madinah.
Permasalahannya kemudian adalah para tentara Thailand juga membuat semacam
karantina bagi para janda beserta anaknya. Di sana mereka mendapati pencucian
otak untuk mendukung pemerintah Thailand dan membenci mujahid Pattani.
“Di sana tentara Thailand melakukan brainwash dengan
mengatakan ‘suami kamu jahat, bapak kamu jahat’, jadi diberi pertolongan tapi
dicuci otaknya,” tukasnya
“Umi mewakili muslimah Patani meminta kepada muslimah Indonesia untuk
selalu mendoakan kami. Kuatkan iman kami agar kami bisa terus berjuang,” ungkap
Umi Madinah pilu.
Sekitar 5.000 janda dan anak yatim menanti uluran tangan kaum muslimin.
Mereka harus bertahan dalam kondisi ditinggal suaminya. “Para suami ditangkap.
Istri mereka tidak tahu ke mana suami-suami mereka pergi. Banyak dari para
suami dibunuh,” paparnya
Anak-anak yang ditinggal oleh ayahnya ini pun mendapat ancaman baru.
Simpati dan kecintaan mereka terhadap para pejuang Pattani ingin dihancurkan
penjajah Thailand. Banyak dari para anak ini ditawari narkoba. Mereka
dikarantina di sebuah ruangan lalu didoktrin tentara Thailand untuk membenci
perjuangan.
“Mereka didoktrin bahwa yang membunuh ayahnya adalah para pemberontak. Maka
kami khawatir ketika besar mereka akan membenci pejuang Pattani dan balik
melawan kami. Inilah politik adu domba,” tandas Umi Madinah.
Sumber http://www.fimadani.com