Jika kalangan Liberal mengatakan bahwa Tuhan agama yang satu dengan Tuhan
agama yang lain (apakah Kristen, Budha, Yahudi atau yang lainnya) itu sama dan
agama yang diajarkan itu menuju Tuhan yang sama, jelas demikian itu suatu
pemikiran yang menyesatkan dan orang yang menyetakan seperti itu sebenarnya
bingung sendiri dengan apa yang mereka katakan.
Sebab bila ditelaah secara jernih dan matang menggunakan akal fikiran yang
betul-betul jujur, hal tersebut sungguh tidak masuk akal dan tentu saja tidak
bisa diterima dengan akal sehat. Sebab, setiap agama mesti mempunyai keyakinan
yang berbeda-beda dan konsep ke-Tuhanan yang berbeda pula.
Dalam Seminar dan Diskusi “Gender, Ingkarus Sunnah & Salafiyyah” di
Aula Masjid Istiqlal Sumber, Krajan, Solo Kamis siang 22/3/2012, Direktur
Institut for the Study of Islamic Thought and Civilization/INSISTS, Dr. Hamid
Fahmy Zarkasyi yang didaulat sebagai Keynote Speaker dalam acara tersebut
menjelaskan bahwa agama yang satu dengan agama yang lain itu punya Tuhan yang
berbeda.
“Tuhan satu agama itu berbeda dengan Tuhan agama lainnya. Bagaimana mau
menyatukan Tuhan, wong menyatukan umat saja sulit?? Inilah kerancuan
pemikiran orang-orang SEPILIS (Sekulerisme, Puluralisme dan Liberalisme),
khususnya Pluralisme”, Ucap Dr. Fahmy.
Dalam kesempatan lainnya, beliau juga menerangkan bahwa tidak rasional dan
masuk diakal jika orang-orang Liberal mengatakan bahwa kebenaran itu relatif
dan manusia tidak boleh mengklaim bahwa agamanya yang paling benar sendiri,
karena semua agama sama dan semua agama itu benar karena menuju Tuhan yang
sama.
“Bagaimana bisa sama, Tuhannya orang Islam yang disembah itu hanya satu
Tuhan saja, yakni Alloh. Sedangkan Tuhan-nya orang Kristen atau Budha atau
agama lainnya banyak sekali?? Maka kalau kita berbincang dengan orang Liberal,
kemudian mereka berkata kepada kita bahwa kebenaran itu relatif, maka kita
jawab saja bahwa apa yang kamu katakan juga relatif”, tegas Dr. Fahmy yang juga
menjabat sebagai ketua MIUMI.
Lebih lanjut beliau menjelaskan dari aspek sejarah atau siroh juga tidak
pernah ditemui ada hal yang mendukung argumentasi orang-orang Liberal. Pada
zaman Nabi Muhammad saw, beliau (Nabi saw) juga mengirimkan surat kepada para
Raja-Raja yang ada di seluruh Dunia untuk masuk islam. Jika memang semua agama
itu sama, tak mungkin Rasululloh saw mengirimkan utusan untuk menyeru mereka
(para Raja dari segala agama) untuk masuk Islam.
“Kalau semua agama itu sama, kenapa Nabi Muhammad saw mengajak dan menyeru
para Raja-Raja Nashroni, dan lain-lain untuk masuk islam?? Jika kita
menggunakan pola pikir orang Liberal, kalau gitu Nabi Muhammad saw melangar HAM
dong?? Inilah kerancuan berfikir orang-orang Liberal”, tegas beliau.
Selain Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, Seminar tersebut juga diisi oleh Alumni
Pendidikan Kaderisasi Ulama (PKU) dan Institut Study Islam Darussalam (ISID)
Gontor yang bekerjasama dengan Majelis Ulama Indonesia dan Institut for the
Study of Islamic Thought and Civilization/INSISTS untuk menangkal
pemikiran-pemikiran Liberal yang diusung oleh aktivis Liberal di Indonesia.
(Kru FAI/Bekti Sejati)
Sumber http://www.eramuslim.com