Sabtu, 22 Desember 2012

Turut Berduka, Wartawan Dibunuh Sehabis Telusuri Bakso Celeng


Alvin Wahyudi Lakoni (38) seorang wartawan yang mendapat tugas dari redaksinya untuk menelusuri bakso oplosan daging babi ditemukan tewas. Diduga wartawan Koran lokal yang terbit di Tangerang itu dikeroyok sekelompok pemuda di Pasar Anyar, Tangerang. Di pasar ini, sang wartawan mencari tahu tentang maraknya penjualan daging celeng untuk dioplos manjadi bakso.


Alvin  tewas dengan luka parah di wajah dan kepala. Selain lebam di wajah, Alvin juga patah tulang hidung, bibir robek dan luka di kepala yang terus mengeluarkan darah. Kini, Alvin telah dimakamkan di TPU Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.

Usni, paman korban, mengatakan, ia  tak yakin, keponakannya itu tewas karena kecelakaan lalulintas, seperti dikatakan polisi. Ia yakin, Alvin mati terbunuh. “Helm dan motornya bersih, tak ada kerusakan bekas jatuh. Lagi pula, tak ada luka lecet pada keponakan saya seperti biasanya orang kecelakaan. Cuma wajah dan kepala yang luka.”

Benar saja, penelusuran informasi penjualan bakso berbahan daging celeng yang dilakukan Alvin terbukti. Sekarang baru ribut ada bakso dicampur celeng. “Saya berharap polisi menyelidiki kasus kematian Alvin sampai tuntas dan menangkap pelakunya,” ujarnya kepada Pos Kota,beberapa waktu lalu (13/12).

Dijelaskan Usni, Ahad (23/9) sekitar Pk. 03:30, Alvin berada di Pasar Anyar, Tangerang. Bapak empat anak itu datang untuk meliput secara investigasi setelah menerima informasi penjualan bakso berbahan celeng di beberapa pasar.

Layaknya wartawan yang meliput, ia menelusuri mencari tahu benar tidaknya informasi yang diterima. Saat bertanya ke sana-sini, timbul pertengkaran dengan sejumlah orang. Cekcok mulut itu berlanjut menjadi pengeroyokan hingga wartawan itu terkapar. Dalam keadaan terluka, ia menghubungi Midun, rekan seprofesi. Tak lama, Midun datang. Melihat koleganya berdarah-darah, Midun melarikannya ke RSUD Kab. Tangerang. Alvin menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit itu seitar Pk. 07:00. Midun melapor ke Polresta Tangerang.

Usni yakin keponakannya itu menjadi korban pengeroyokan yang berujung maut. Selain luka-lukanya, kecurigaan Usni bertambah karena tiga hari sebelum kematian Alvin, ada empat wartawan lain yang dikeroyok saat mencar informasi yang sama.

DIKeroyok

Kepada wartawan, Laksmi Suryati, ibu kandung Alvin, mengatakan sejak Juni 2012, anaknya kerap bercerita soal dugaan peredaran daging celeng yang digunakan untuk bahan baku bakso dan dijual bebas. “Saya sudah ingatkan dia, agar kasus itu diserahkan saja pada rekan kerja yang lain. Tapi dia tetap semangat untuk menelusurinya,” ungkap Laksmi tentang anak semata wayangnya itu.

Pada Jumat (22/9), Laksmi mengaku mendapat telepon dari anaknya. Alvin berpesan secepatnya memberitahu istri dan anak-anaknya untuk mendoakan keselamatannya. “Anak saya juga bilang ada yang mau memberinya sejumlah uang agar berhenti menelusuri informasi itu. Tapi anak saya tak mau,” ungkapnya. Tak lama, ia mendapat kabar anaknya dibawa ke RSUD Tangerang karena jatuh dari motor.

Kapolres Metro Tangerang Kota, Kombes Wahyu Widada, mengatakan kasus itu sudah diselidiki dan sejauh ini hasilnya menunjukkan wartawan Alvin tewas akibat kecelakaan lalulintas. “Kasusnya sudah ditangani Satlantas. Sejauh ini, laporannya kecelakaan lalulintas karena ada saksi-saksi yang menyebutkan korban mengalami pemukulan,” ungkapnya.
Meski begitu, menurut Kombes Wahyu, semua kesaksian akan ditampung, termasuk saksi yang tak mengarah pada kecelakaan. “Buat kami tak ada masalah untuk menyelidikinya,” ujarnya. (desastian/poskota)