Alvin Wahyudi Lakoni (38) seorang
wartawan yang mendapat tugas dari redaksinya untuk menelusuri bakso oplosan
daging babi ditemukan tewas. Diduga wartawan Koran lokal yang terbit di
Tangerang itu dikeroyok sekelompok pemuda di Pasar Anyar, Tangerang. Di pasar
ini, sang wartawan mencari tahu tentang maraknya penjualan daging celeng untuk
dioplos manjadi bakso.
Alvin tewas dengan luka parah
di wajah dan kepala. Selain lebam di wajah, Alvin juga patah tulang hidung,
bibir robek dan luka di kepala yang terus mengeluarkan darah. Kini, Alvin telah
dimakamkan di TPU Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Usni, paman korban, mengatakan,
ia tak yakin, keponakannya itu tewas karena kecelakaan lalulintas,
seperti dikatakan polisi. Ia yakin, Alvin mati terbunuh. “Helm dan motornya
bersih, tak ada kerusakan bekas jatuh. Lagi pula, tak ada luka lecet pada
keponakan saya seperti biasanya orang kecelakaan. Cuma wajah dan kepala yang
luka.”
Benar saja, penelusuran informasi
penjualan bakso berbahan daging celeng yang dilakukan Alvin terbukti. Sekarang
baru ribut ada bakso dicampur celeng. “Saya berharap polisi menyelidiki kasus
kematian Alvin sampai tuntas dan menangkap pelakunya,” ujarnya kepada Pos
Kota,beberapa waktu lalu (13/12).
Dijelaskan Usni, Ahad (23/9) sekitar
Pk. 03:30, Alvin berada di Pasar Anyar, Tangerang. Bapak empat anak itu datang
untuk meliput secara investigasi setelah menerima informasi penjualan bakso
berbahan celeng di beberapa pasar.
Layaknya wartawan yang meliput, ia
menelusuri mencari tahu benar tidaknya informasi yang diterima. Saat bertanya
ke sana-sini, timbul pertengkaran dengan sejumlah orang. Cekcok mulut itu
berlanjut menjadi pengeroyokan hingga wartawan itu terkapar. Dalam keadaan
terluka, ia menghubungi Midun, rekan seprofesi. Tak lama, Midun datang. Melihat
koleganya berdarah-darah, Midun melarikannya ke RSUD Kab. Tangerang. Alvin
menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit itu seitar Pk. 07:00. Midun melapor
ke Polresta Tangerang.
Usni yakin keponakannya itu menjadi
korban pengeroyokan yang berujung maut. Selain luka-lukanya, kecurigaan Usni
bertambah karena tiga hari sebelum kematian Alvin, ada empat wartawan lain yang
dikeroyok saat mencar informasi yang sama.
DIKeroyok
Kepada wartawan, Laksmi Suryati, ibu
kandung Alvin, mengatakan sejak Juni 2012, anaknya kerap bercerita soal dugaan
peredaran daging celeng yang digunakan untuk bahan baku bakso dan dijual bebas.
“Saya sudah ingatkan dia, agar kasus itu diserahkan saja pada rekan kerja yang
lain. Tapi dia tetap semangat untuk menelusurinya,” ungkap Laksmi tentang anak
semata wayangnya itu.
Pada Jumat (22/9), Laksmi mengaku
mendapat telepon dari anaknya. Alvin berpesan secepatnya memberitahu istri dan
anak-anaknya untuk mendoakan keselamatannya. “Anak saya juga bilang ada yang
mau memberinya sejumlah uang agar berhenti menelusuri informasi itu. Tapi anak
saya tak mau,” ungkapnya. Tak lama, ia mendapat kabar anaknya dibawa ke RSUD
Tangerang karena jatuh dari motor.
Kapolres Metro Tangerang Kota,
Kombes Wahyu Widada, mengatakan kasus itu sudah diselidiki dan sejauh ini
hasilnya menunjukkan wartawan Alvin tewas akibat kecelakaan lalulintas.
“Kasusnya sudah ditangani Satlantas. Sejauh ini, laporannya kecelakaan
lalulintas karena ada saksi-saksi yang menyebutkan korban mengalami pemukulan,”
ungkapnya.
Meski begitu, menurut Kombes Wahyu,
semua kesaksian akan ditampung, termasuk saksi yang tak mengarah pada
kecelakaan. “Buat kami tak ada masalah untuk menyelidikinya,” ujarnya. (desastian/poskota)