Selasa, 11 Desember 2012

Susah Cari 'Pojok ASI'? Pakai Saja 'Bra Penampung ASI'


Ibu-ibu menyusui sering kesulitan mencari ruang untuk memompa ASI di tempat kerjanya. Kalaupun ada ruang, kadang-kadang juga tidak sempat karena saking sibuknya. Tapi tenang, remaja asal Yogyakarta telah menciptakan bra penampung ASI.


Bra khusus yang dilengkapi selang dan kantong penampung ASI tersebut merupakan rancangan Devika Asmi Pandanwangi, siswi kelas XI SMA Negeri 6 Yogyakarta. Atas karya inovatifnya ini, Devika mendapat penghargaan juara I National Young Inventor Award (NYIA) dari LIPI.

Cara kerjanya sederhanya, yakni dengan memanfaatkan cup berbahan plastik yang akan menampung setiap tetes ASI yang merembes dari puting ibu. Rembesan itu lalu akan dialirkan melalui selang yang terhubung dengan penampung dari kantong darah berlapis alumunium foil.

"Daripada tetesan ASI-nya terbuang, kan lebih baik dikumpulkan," tutur Devika yang mengiyakan bahwa bra rancangannya ini cocok juga dipakai oleh ibu menyusui yang sibuk bekerja, saat dihubungi detikHealth melalui telepon dan ditulis Rabu (28/11/2012).

Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat bra ini juga sederhana dan harganya kalau ditotal tidak lebih ari Rp 200 ribu. Kantong penampungnya menggunakan kantong darah yang dilapisi alumunium, sedangkan yang agak mahal adalah cup-nya yang konon harganya mencapai Rp 100 ribu.

Sayangnya karena Devika merasa bra unik hasil karyanya ini masih butuh banyak penyempurnaan, hingga kini belum banyak ibu menyusui yang berkesempatan menjajalnya. Devika mengakui selama ini yang menjajal dan memberi komentar atau masukan adalah ibundanya sendiri.

"Pertamanya mama bilang kurang nyaman karena sambungannya masih dari kaca, sekarang sudah saya ganti pakai plastik. Selain itu kantongnya juga terlalu besar, jadinya yang sekarang saya kecilkan," lanjut Devika yang tahun depan akan membawa bra penampung ASI ciptaannya itu ke Malaysia untuk dilombakan di tingkat ASEAN.

Devika juga menekankan fungsi bra ciptaannya hanyalah sebagai penampung ASI yang menetes sehingga tidak begitu saja bisa dipakai untuk memerah ASI. Ia tidak yakin apakah bisa disambungkan dengan alat vacuum supaya ibu-ibu bisa memerah ASI tanpa harus membuka bra.

"Soalnya kalau untuk yang seperti itu (vacuum) kan sudah ada alatnya sendiri Mas," pungkas Devika dengan logat Jawa yang cukup kental.