SETELAH
berada di Jalur Gaza sejak 2010
dalam misi pembangunan rumah sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza yang
diprakarsai oleh Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) akhirnya,
Abdillah Onim, seorang relawan MER-C Indonesia berkesempatan cuti kembali
ke Indonesia. Abdillah sampai di Ibu Kota Jakarta tanggal 07 Desember 2012.
Yang menarik, kedatangan Abdillah
Onim ke Tanah Air Indonesia tidak sendirian, sebab ia ditemani istri tercinta
seorang wanita Gaza, tepatnya warga Jabaliya bernama Rajaa Al-Hirthani Onim
yang dipersuntingnya pada bulan Februari 2011.
Raja Al- Hirthani yang juga dikenal
seorang hafidzah
(penghafal al-Qur’an) juga membawa anak tercintanya, Marwiyah Filindo, yang lahir hari Kamis 3 Mei 2012, di Rumah Sakit
As-Sayaifa Jalur Gaza.
Bagi Abdillah perjalanan kembali ke
Tanah Air dirasakan sebagai sebuah karunia, apalagi bisa kembali ke
kampung halaman ditemani anak dan istri.
Lebih-lebih buat istrinya, Rajaa Al
Hirthani yang baru pertama kali berkunjung ke Indonesia, setelah sejak sekian
lama hidup dalam tekanan Zionis-Israel. Kedatangannya dirasakan sebagai sebuah
mimpi bahkan ia hampir tidak percaya dapat berada di Indonesia, sebuah Negara
yang baru pertama kali ia kunjungi bukan termasuk negara Arab.
“Subhanallah, bagai mimpi,” ujar
Rajaa dikutip Abdillah.
Sambutan
Meriah
Yang tak kalah menarik, kehadirannya
ke Indonesia ternyata ditunggu warga kampong halamannya di Galela
Halmahera, Maluku Utara.
“Informasi yang kami dapatkan, warga
Galela Halmahera Utara Maluku Utara sangat antusias dan bernisiatif
melakukan patunan dana untuk melakukan penjemputan, “ demikian ujar Abdillah
kepada hidayatullah.com, Sabtu
(15/12/2012).
Selain dikabarkan disambut meriah
warga, Abdillah bersama anak dan istrinyaakan disambut tarian adat Caka
Lele dan sisi serta acara proses Mundu Mantu atau proses cuci kaki bagi istri
Abdillah, Rajaa Al Histhani. Ia bahkan akan dirias pengantin dengan pakaian
adat Galela dan dilanjutkan dengan pesta adat sebagai bentuk suka-cita dan
kebanggaan.
Menurut Abdillah, acara warga ini
sebagai bentuk penghormatan dirinya dan sang istri, karena meski Galela yang
jaraknya sangat jauh, bahkan bisa dikatakan terpencil, namun putra daerah
mereka rela menjadi relawan kemanusiaan dan siap berada di Jalur Gaza untuk
membela hak-hak rakyat Palestina yang dijajah dan di dzalimi oleh Zionis-Israel
dengan dukungan Amerika.
Selain itu, diakusi Abdillah, ribuan
warga Halmahera Utara, khususnya warga Kecamatan Galela dengan rasa penasaran
dan bangga mereka menunggu di bandara Galela. Belasan mobil dan truk
dikabarkan dikerahkan untuk mengangkut warga Galela. Pihak keamanan dari
Polsek Galela pun ikut dan turut melakukan pengamanan dalam acara penyambutan
ini.
Rencananya, Abdillah dan istrinya
akan diajak mengelilingi kota Galela serta sudah dipersiapkan tikar panjang
yang akan dilaluinya.
Hari Sabtu, 15 Desember 2012
Abdillah menuju Ternate dan direncakanan hari Senin, tanggal 17 Desember 2012
esuk menuju Galela.
Seperti pernah diberitakan media
ini, Abdillah Onim adalah pria Indonesia pertama kali yang menikah
dengan seorang wanita asli Jabaliyah, Jalur Gaza sebuah kota kecil yang religious dengan berpenduduk sangat
padat berjumlah lebih dari 70.000 jiwa.
Yang menarik, pertemuan Abdillah
dengan sang istri dalam suasana cukup islami, bahkan hanya melihatnya
satu kali, kemudian dilanjutkan dengan saling istikharah untuk menentukan sikap
apakah mereka saling menyetujui untuk membina rumah tangga.
Setelah istikharah, akhirnya mereka
memutuskan untuk saling menerima. Proses pernikahan ini terbilang sangat unik
juga, bertemu satu kali, tiga hari kemudian saling menerima, hari ke empat
melamar, hari kelima penyerahan mahar, dan hari ke enam ijab qabul.
Pernikahan Abdillah yang sederhana
ikut dihadiri seorang pejabat setempat, Walikota Bayt Lahiya, Dirjen
Kementrian Transportasi, Perwakilan dari UIG (Universitas Islam Gaza), dan
beberapa pejabat lainnya.
Menurut rencana, Abdillah bersama
anak dan istrinya masih berada di Indonedia hingga 4 bulan, sebelum kemudian
kembali lagi ke Jalur Gaza.*/abd