Senin, 17 Desember 2012

Dari Bumi Jihad Gaza Membawa Bidadari menuju Galela


SETELAH berada di Jalur Gaza sejak 2010 dalam misi pembangunan rumah sakit Indonesia (RSI) di Jalur Gaza yang diprakarsai oleh Medical Emergency Rescue Committe (MER-C) akhirnya,  Abdillah Onim, seorang relawan MER-C Indonesia berkesempatan  cuti kembali ke Indonesia. Abdillah sampai di Ibu Kota Jakarta tanggal 07 Desember 2012.


Yang menarik, kedatangan Abdillah Onim ke Tanah Air Indonesia tidak sendirian, sebab ia ditemani istri tercinta seorang wanita Gaza, tepatnya warga Jabaliya bernama Rajaa Al-Hirthani Onim yang dipersuntingnya pada bulan Februari 2011.

Raja Al- Hirthani yang juga dikenal seorang hafidzah (penghafal al-Qur’an) juga membawa anak tercintanya, Marwiyah Filindo, yang lahir hari Kamis 3 Mei 2012,  di Rumah Sakit As-Sayaifa Jalur Gaza.

Bagi Abdillah perjalanan kembali ke Tanah Air dirasakan sebagai  sebuah karunia, apalagi bisa kembali ke kampung halaman ditemani anak dan istri.

Lebih-lebih buat istrinya, Rajaa Al Hirthani yang baru pertama kali berkunjung ke Indonesia, setelah sejak sekian lama hidup dalam tekanan Zionis-Israel. Kedatangannya dirasakan sebagai sebuah mimpi bahkan ia hampir tidak percaya dapat berada di Indonesia, sebuah Negara yang baru pertama kali ia kunjungi bukan termasuk negara Arab.

“Subhanallah, bagai mimpi,” ujar Rajaa dikutip Abdillah.

Sambutan Meriah

Yang tak kalah menarik, kehadirannya ke Indonesia ternyata ditunggu warga kampong  halamannya di Galela Halmahera, Maluku Utara.
“Informasi yang kami dapatkan, warga Galela Halmahera Utara Maluku Utara  sangat antusias dan bernisiatif melakukan patunan dana untuk melakukan penjemputan, “ demikian ujar Abdillah kepada hidayatullah.com, Sabtu (15/12/2012).

Selain dikabarkan disambut meriah warga,  Abdillah bersama anak dan istrinyaakan disambut tarian adat Caka Lele dan sisi serta acara proses Mundu Mantu atau proses cuci kaki bagi istri Abdillah, Rajaa Al Histhani. Ia bahkan akan dirias pengantin dengan pakaian adat Galela dan dilanjutkan dengan pesta adat sebagai bentuk suka-cita dan kebanggaan.

Menurut Abdillah, acara warga ini sebagai bentuk penghormatan dirinya dan sang istri, karena meski Galela yang jaraknya sangat jauh, bahkan bisa dikatakan terpencil, namun putra daerah mereka rela menjadi relawan kemanusiaan dan siap berada di Jalur Gaza untuk membela hak-hak rakyat Palestina yang dijajah dan di dzalimi oleh Zionis-Israel dengan dukungan Amerika.

Selain itu, diakusi Abdillah, ribuan warga Halmahera Utara, khususnya warga Kecamatan Galela dengan rasa penasaran dan bangga mereka menunggu di bandara Galela. Belasan mobil dan truk dikabarkan  dikerahkan untuk mengangkut warga Galela. Pihak keamanan dari Polsek Galela pun ikut dan turut melakukan pengamanan dalam acara penyambutan ini.

Rencananya, Abdillah dan istrinya akan diajak mengelilingi kota Galela serta sudah dipersiapkan tikar panjang yang akan dilaluinya.

Hari Sabtu, 15 Desember 2012 Abdillah menuju Ternate dan direncakanan hari Senin, tanggal 17 Desember 2012 esuk menuju Galela.

Seperti pernah diberitakan media ini, Abdillah Onim adalah pria Indonesia pertama kali yang menikah dengan seorang wanita asli Jabaliyah, Jalur Gaza sebuah kota kecil yang religious dengan berpenduduk sangat padat  berjumlah lebih dari 70.000 jiwa.

Yang menarik, pertemuan Abdillah dengan sang istri dalam suasana cukup islami,  bahkan hanya melihatnya satu kali, kemudian dilanjutkan dengan saling istikharah untuk menentukan sikap apakah mereka saling menyetujui untuk membina rumah tangga.

Setelah istikharah, akhirnya mereka memutuskan untuk saling menerima. Proses pernikahan ini terbilang sangat unik juga, bertemu satu kali, tiga hari kemudian saling menerima, hari ke empat melamar, hari kelima penyerahan mahar, dan hari ke enam ijab qabul.

Pernikahan Abdillah yang sederhana ikut dihadiri seorang pejabat setempat,  Walikota Bayt Lahiya, Dirjen Kementrian Transportasi, Perwakilan dari UIG (Universitas Islam Gaza), dan beberapa pejabat lainnya.

Menurut rencana, Abdillah bersama anak dan istrinya masih berada di Indonedia hingga 4 bulan, sebelum kemudian kembali lagi ke Jalur Gaza.*/abd