Isu aborsi dan perkawinan sejenis
diam-diam menjadi agenda terselubung yang digulirkan beberapa negara dalam
pertemuan komunitas pemuda dunia Global Youth Forum (GYF) di Nusa Dua, Bali,
beberapa waktu lalu (6/12). Ada upaya untuk melegalkan aborsi dan perkawinan
sejenis dalam event internasional tersebut.
Acara Global Youth Forum sendiri
dihadiri enam ratus pemimpin muda dunia dan dua ribu delegasi virtual. Mereka
berasal dari 126 negara serta perwakilan pemerintah, dan badan badan
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Dua isu panas itu (aborsi dan
perkawinan sejenis) mencuat di arena pertemuan tersebut sehingga memakasa Ketua
Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Taufan Eko Nugroho Rotorasiko
angkat bicara menyikapi hal itu. KNPI menolak legalisasi aborsi dan perkawinan
sejenis yang menjadi rekomendasi pemuda internasional di diskusi Global Youth
Forum di Nusa Dua Bali. Aborsi dan perkawinan sejenis dinilai sangat
bertentangan dengan kebudayaan Indonesia.
Saat berbicara dalam forum yang
dihadiri ratusan pemuda dari berbagai negera, Taufan menegaskan, bahwa GYF
harus menghormati dan menghargai budaya dan identitas Bangsa Indonesia. “Saya
merasa perlu menyampaikan hal ini di depan forum, karena ada keinginan dari
teman-teman pemuda untuk melegalkan aborsi dan perkawinan sejenis,” jelasnya di
Nusa Dua, Bali, Kamis (6/12/2012).
Sekalipun tidak terang-terangan di
forum, namun hal itu terlihat dari sesi-sesi diskusi dan muncul pandangan
delegasi beberapa negara peserta, terhadap dua isu tersebut. Ajang GYF sendiri
banyak dibicarakan tentang kondisi Negara-negara yang peserta. Di antaranya
pandangan yang muncul beberapa kelompok atau Negara yang ingin agar aborsi dan
perkawinan sejenis dilegalkan.
Terhadap hal itu, Taufan dengan
tegas mengatakan, Indonesia menolak apa pun yang bertentangan dengan budaya.
“Tolong hargailah identitas budaya kami, kita komunitas pemuda dunia harus
saling menghargai dan menghormati satu sama lain,” katanya mengingatkan.
Meskipun, pemuda Indonesia hidup di
tengah komunitas global dan bagian dari komunitas dunia, namun Indonesia
memiliki nilai-nilai budaya yang menolak adanya legalitas aborsi dan perkawinan
sejenis.Legalisasi aborsi dan perkawinan sejenis berlawanan dengan kultur dan
nilai budaya yang berlaku di Indonesia.
Kabarnya, proses perumusan
rekomendasi sebenarnya berjalan alot. Di sana, terjadi tarik menarik antara
peserta forum terkait isu hak orientasi seksual dan aborsi bagi kaum muda.
Sejumlah agenda dibahas dalam pertemuan tersebut, yakni youth empowerment (pemberdayaan
pemuda) yang meliputi pendidikan kesehatan, kesejahteraan.
Kabarnya, sekitar 300 praktik
pengguguran kandungan per 100.000 kehamilan yang dilakukan secara illegal.
Sebelumnya, media massa pernah memberitakan, pengguguran kandungan (aborsi)
akan dilegalkan dalam Undang-Undang No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan atau
Undang-Undang Kesehatan yang kabarnya tengah direvisi.