Setelah minggu yang lalu Presidium Spirit
of Al Aqsha, Ustadz Bachtiar Natsir, berhasil mengunjungi Jalur Gaza
bersama delegasi dari Indonesia. Banyak cerita dan fakta baru terungkap. Ia
bahkan sempat bertemu PM Ismail Haniyah dan bersilahturahim para pejuang
Izzudin Al-Qassam.
Dalam wawancaranya dengan Hidayatullah, Ustadz Bachtiar Natsir menjelaskan bahwa senjata roket
yang digunakan oleh Hamas bukan berasal dari Iran, melainkan berasal dari
produksi dalam negeri Palestina. Sedangkan yang menggunakan roket Iran adalah
faksi Jihad Islam.
“Di Gaza memang ada faksi Syiah yaitu Jihad
Islam. Tapi jumlah mereka kecil. Hamas paling dominan. Peran Iran di Gaza
sangat kecil. Roket yang dipakai menyerang Tel Aviv oleh Izzudin Al Qassam
bukanlah roket Fajar 5 milik Iran, tapi 1300 roket Hamas yang masuk ke
Tel Aviv itu adalah roket Al Qassam. Roket Al Qassam hanyalah salah satu
persenjataan yang
teknologinya murni buatan
kader-kader Hamas. Selain roket tersebut, Izzudin Al Qassam juga sudah mampu
membuat granat hingga bazooka.”
Roket Iran memang ada, tapi sedikit,
itupun banyak dipakai oleh Jihad Islam bukan Hamas. Hamas sudah memiliki
teknologi sendiri. Demikian penjelasannya. Berdasarkan informasi
Wikipedia, jumlah milisi Jihad Islam kurang dari 1.000 personil.
Sekjen MIUMI ini mewanti-wanti media
bahwa memang ada bantuan dari Iran pada Hamas, akan tetapi bantuan itu bersifat
politik, sebagaimana ucapan Khalid Misy’al yang berterimakasih kepada
negara-negara sosialis Kristen yang mendukung Palestina.
“Yang perlu diingat juga, Hamas
menerima bantuan dari Iran bukan berarti mentolerir akidah Syiah-nya.
Kalaupun ada kesepakatan kerjasama itu hanya sebagai manuver politis bukan
karena kesamaan akidah. Satu lagi, bukan hanya Iran, orang Kristen,
atheis, komunis atau apapun kalau memberi bantuan roket pasti akan diterima.
Hamas juga mengapresiasi sikap Hugo Chavez dan pemimpin-pemimpin dunia yang turut
mengecam arogansi Zionis-Israel. Jadi rasa terima kasih Hamas bukan hanya
ke Iran semata. Semua rasa terima kasih itu tidak lebih sebagai sebuah
kepentingan politik.”
Ustadz yang memimpin lembaga Al
Quran ini menekankan informasi yang benar tentang hubungan antara Palestina dan
Iran.
“Sekali lagi, yang banyak
menggunakan roket Iran adalah Jihad Islam bukan Hamas. Iran benar-benar
memanfaatkan ini untuk pencitraan. Kita juga harus ingat bahwa Iran mendukung
Bashar Al Assad di Suriah. Bashar termasuk yang menutup kantor Hamas di
Damaskus. Jadi masalah Gaza juga tidak bisa dipisahkan dengan masalah Suriah.”
Peran Mesir dan Turki
Menurut Ustadz Bachtiar Natsir,
kenyataannya yang berperan justru Mesir dan Turki, bukan Iran.
“Mursi dan Endrogan punya peran vital
dalam gencatan senjata di Jalur Gaza. Sekali lagi Iran hanya menggunakan momen
ini untuk pencitraan di dunia Islam. Kita semua tahu bagaimana Iran membela
Bashar Al Assad di Suriah habis-habisan. Padahal bantuan Iran untuk Jalur Gaza
kurang signifikan.”
Menurutnya, bantuan Iran pada
Palestina bertujuan pencitraan. “Ironis kalau Iran membela Gaza namun pada
kondisi yang sama ikut mendukung Bashar Al Assad membantai kaum Ahlus Sunnah di
Suriah. Bukankah Iran baru melakukan press release setelah gencatan senjata?”
Pemimpin Hamas Kecam Pemimpin
Hizbullah Hasan Nashrallah
Sementara itu, dikutip dari Salam
Online, salah seorang petinggi Hamas, Bara’ Nizar Rayyan (putra DR
Nizar Rayyan, Asy Syahid, insya Allah), melayangkan kritikan pedas kepada
pemimpin Syiah Hizbullah Libanon, Hasan Nashrallah, yang selama ini mendukung
rezim Asad di Suriah.
” Ya Hasan Nashrallah, jangan kau
cari sensasi di Gaza, sedang Kriminil Bashar Asad kau bela…!” kritiknya.
“Brigade Al-Qassam telah menghinamu
dan membuatmu malu; dan menegaskan bahwa rudal-rudalnya adalah produksi dalam
negeri. Rudal M75: M adalah singkatan dari Muqadimah, salah seorang pemimpin
Al-Qassam yang telah syahid, dan 75 mengisyaratkan jarak tembaknya (75 KM).
Rudal-rudal Al-Qassam 100% made in Gaza, dan tak ada hutang budi pada kaum
sektarian!” bantahnya.
“Sampai berita kepadaku; bahwa rezim
Suriah berbangga-bangga dengan rudal-rudal kami kepada rakyatnya… Wahai para
pembunuh jahat…Wahai kalian yang menggerebek rumah dan kantor para pemimpin
HAMAS di Damaskus, kalian jarah semua isinya, kemudian kalian segel dengan
lilin merah…Setelah ini semua, masih pantaskah kalian berbangga-bangga dengan
rudal-rudal kami?!”