Senin, 17 Desember 2012

Hamas Tidak Gunakan Roket Iran


Setelah minggu yang lalu Presidium Spirit of Al Aqsha, Ustadz Bachtiar Natsir, berhasil mengunjungi Jalur Gaza bersama delegasi dari Indonesia. Banyak cerita dan fakta baru terungkap. Ia bahkan sempat bertemu PM Ismail Haniyah dan bersilahturahim para pejuang Izzudin Al-Qassam.


Dalam wawancaranya dengan Hidayatullah, Ustadz Bachtiar Natsir menjelaskan bahwa senjata roket yang digunakan oleh Hamas bukan berasal dari Iran, melainkan berasal dari produksi dalam negeri Palestina. Sedangkan yang menggunakan roket Iran adalah faksi Jihad Islam.

 “Di Gaza memang ada faksi Syiah yaitu Jihad Islam. Tapi jumlah mereka kecil. Hamas paling dominan. Peran Iran di Gaza sangat kecil. Roket yang dipakai menyerang Tel Aviv oleh Izzudin Al Qassam bukanlah roket Fajar 5 milik Iran, tapi 1300 roket Hamas yang masuk ke Tel Aviv itu adalah roket Al Qassam. Roket Al Qassam hanyalah salah satu persenjataan yang

teknologinya murni buatan kader-kader Hamas. Selain roket tersebut, Izzudin Al Qassam juga sudah mampu membuat granat hingga bazooka.”

Roket Iran memang ada, tapi sedikit, itupun banyak dipakai oleh Jihad Islam bukan Hamas. Hamas sudah memiliki teknologi sendiri.  Demikian penjelasannya. Berdasarkan informasi Wikipedia, jumlah milisi Jihad Islam kurang dari 1.000 personil.

Sekjen MIUMI ini mewanti-wanti media bahwa memang ada bantuan dari Iran pada Hamas, akan tetapi bantuan itu bersifat politik, sebagaimana ucapan Khalid Misy’al yang berterimakasih kepada negara-negara sosialis Kristen yang mendukung Palestina.

“Yang perlu diingat juga, Hamas menerima bantuan dari Iran bukan berarti mentolerir akidah Syiah-nya.  Kalaupun ada kesepakatan kerjasama itu hanya sebagai manuver politis bukan karena kesamaan akidah.  Satu lagi, bukan hanya Iran, orang Kristen, atheis, komunis atau apapun kalau memberi bantuan roket pasti akan diterima. Hamas juga mengapresiasi sikap Hugo Chavez dan pemimpin-pemimpin dunia yang turut mengecam arogansi Zionis-Israel.  Jadi rasa terima kasih Hamas bukan hanya ke Iran semata. Semua rasa terima kasih itu tidak lebih sebagai sebuah kepentingan politik.”

Ustadz yang memimpin lembaga Al Quran ini menekankan informasi yang benar tentang hubungan antara Palestina dan Iran.

“Sekali lagi, yang banyak menggunakan roket Iran adalah Jihad Islam bukan Hamas. Iran benar-benar memanfaatkan ini untuk pencitraan. Kita juga harus ingat bahwa Iran mendukung Bashar Al Assad di Suriah. Bashar termasuk yang menutup kantor Hamas di Damaskus. Jadi masalah Gaza juga tidak bisa dipisahkan dengan masalah Suriah.”

Peran Mesir dan Turki

Menurut Ustadz Bachtiar Natsir, kenyataannya yang berperan justru Mesir dan Turki, bukan Iran.
“Mursi dan Endrogan punya peran vital dalam gencatan senjata di Jalur Gaza. Sekali lagi Iran hanya menggunakan momen ini untuk pencitraan di dunia Islam. Kita semua tahu bagaimana Iran membela Bashar Al Assad di Suriah habis-habisan. Padahal bantuan Iran untuk Jalur Gaza kurang signifikan.”

Menurutnya, bantuan Iran pada Palestina bertujuan pencitraan. “Ironis kalau Iran membela Gaza namun pada kondisi yang sama ikut mendukung Bashar Al Assad membantai kaum Ahlus Sunnah di Suriah. Bukankah Iran baru melakukan press release setelah gencatan senjata?”

Pemimpin Hamas Kecam Pemimpin Hizbullah Hasan Nashrallah

Sementara itu, dikutip dari Salam Online, salah seorang petinggi Hamas, Bara’ Nizar Rayyan (putra DR Nizar Rayyan, Asy Syahid, insya Allah), melayangkan kritikan pedas kepada pemimpin Syiah Hizbullah Libanon, Hasan Nashrallah, yang selama ini mendukung rezim Asad di Suriah.

” Ya Hasan Nashrallah, jangan kau cari sensasi di Gaza, sedang Kriminil Bashar Asad kau bela…!” kritiknya.

“Brigade Al-Qassam telah menghinamu dan membuatmu malu; dan menegaskan bahwa rudal-rudalnya adalah produksi dalam negeri. Rudal M75: M adalah singkatan dari Muqadimah, salah seorang pemimpin Al-Qassam yang telah syahid, dan 75 mengisyaratkan jarak tembaknya (75 KM). Rudal-rudal Al-Qassam 100% made in Gaza, dan tak ada hutang budi pada kaum sektarian!” bantahnya.

“Sampai berita kepadaku; bahwa rezim Suriah berbangga-bangga dengan rudal-rudal kami kepada rakyatnya… Wahai para pembunuh jahat…Wahai kalian yang menggerebek rumah dan kantor para pemimpin HAMAS di Damaskus, kalian jarah semua isinya, kemudian kalian segel dengan lilin merah…Setelah ini semua, masih pantaskah kalian berbangga-bangga dengan rudal-rudal kami?!”