Sebenarnya
ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada
pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan
kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi
yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian
benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja,
lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak
di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau
tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau
gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan
panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama
kau ada. Aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka
mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa
kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal
memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga
aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti
ini.
Selamat
jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang
kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan, calon bidadari surgaku ….
B.J.
Habibie untuk Ainun
Saya
nyaris menangis membaca puisi diatas, selain karena saya memang romantis plus
saya juga cengeng. Senja menjadi begitu indah membaca puisi cinta diatas,
hujan jadi lembayung, lembayung seperti pelangi, iya cinta … cinta lagi dan
lagi. Kemudian saya bertanya dalam hati “cinta itu ada gak sih
sebenarnya?” “ada De, tapi tak semua seberuntung Ainun, yang dicintai oleh
Habibie tanpa syarat” kata hati nurani saya menjawab meski saya gak tanya
ke dia
Kemudian
pertanyaan yang lebih menggelitik hati nurani saya adalah “bagaimana mungkin
tak bersyarat, bukankah manusia selalu punya tuntutan ini, ingin disayang,
ingin diperhatikan, ingin dimanja, ingin banyak uang, ingin punya anak” dan
segudang keinginan yang dia harapkan ada pada pasangannya, rasanya mustahil
jika ada cinta tanpa tuntutan karena jikapun ada jalan
keluarnya adalah gak punya ini yah sudah gak apa apa, gak dikasih yah sudah
pasrah, jadi namanya pasrah bukan cinta dong yah
Memang
diperlukan kesadaran penuh bahwa cinta manusia dengan manusia tak ada yang
kekal, ada umurnya, ada masanya, bahwa suatu hari pasti akan berakhir, ALLAH
punya sejuta cara untuk memisahkan semua yang tak kekal, karena hanya DIA yang
kekal …
Guru
saya bilang “Cinta itu ada De, cinta itu tentang rindu, keinginan untuk
sebuah perjumpaan, cinta itu sebenarnya tidak umum, hanya dimiliki oleh mahluk
yang bernama manusia. Dan satu hal yang harus diingat De … cinta itu hanya
dipinjamkan ALLAH untuk pecinta yang dikehendakiNYA“
Kesimpulan
saya mengapa ada orang yang saling mencintai kemudian saling melukai, pacaran
putus, menikah cerai padahal dulunya cinta, “Karena hatinya tidak siap untuk
sebuah ketidaksempurnaan, selalu harus bersyarat dan cinta itu tidak kekal
diantar manusia, cinta kekal hanya jika ditujukan kepada pemilik rasa, yang
Maha Mencintai … persiapkan perpisahan, meski luka, jadi cinta = luka
So,
para pecinta … jikapun ALLAH menitipkan cinta, jangan pernah sedih ketika dia
pergi, karena dia tidak kekal, jika tahu tidak kekal lalu apa yang harus
ditangisi