Sabtu, 22 Desember 2012

Habibie Dan Ainun


Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu. Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.


Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang. Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada. Aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
Selamat jalan, calon bidadari surgaku ….

B.J. Habibie untuk Ainun 
Saya nyaris menangis membaca puisi diatas, selain karena saya memang romantis plus saya juga cengeng.  Senja menjadi begitu indah membaca puisi cinta diatas, hujan jadi lembayung, lembayung seperti pelangi, iya cinta … cinta lagi dan lagi.  Kemudian saya bertanya dalam hati “cinta itu ada gak sih sebenarnya?” “ada De, tapi tak semua seberuntung Ainun, yang dicintai oleh Habibie tanpa syarat” kata hati nurani saya menjawab meski saya gak tanya ke dia :)

Kemudian pertanyaan yang lebih menggelitik hati nurani saya adalah “bagaimana mungkin tak bersyarat, bukankah manusia selalu punya tuntutan ini, ingin disayang, ingin diperhatikan, ingin dimanja, ingin banyak uang, ingin punya anak” dan segudang keinginan yang dia harapkan ada pada pasangannya, rasanya mustahil jika ada cinta tanpa tuntutan :)karena jikapun ada jalan keluarnya adalah gak punya ini yah sudah gak apa apa, gak dikasih yah sudah pasrah, jadi namanya pasrah bukan cinta dong yah

Memang diperlukan kesadaran penuh bahwa cinta manusia dengan manusia tak ada yang kekal, ada umurnya, ada masanya, bahwa suatu hari pasti akan berakhir, ALLAH punya sejuta cara untuk memisahkan semua yang tak kekal, karena hanya DIA yang kekal …

Guru saya bilang “Cinta itu ada De, cinta itu tentang rindu, keinginan untuk sebuah perjumpaan, cinta itu sebenarnya tidak umum, hanya dimiliki oleh mahluk yang bernama manusia. Dan satu hal yang harus diingat De … cinta itu hanya dipinjamkan ALLAH untuk pecinta yang dikehendakiNYA

Kesimpulan saya mengapa ada orang yang saling mencintai kemudian saling melukai, pacaran putus, menikah cerai padahal dulunya cinta, “Karena hatinya tidak siap untuk sebuah ketidaksempurnaan, selalu harus bersyarat dan cinta itu tidak kekal diantar manusia, cinta kekal hanya jika ditujukan kepada pemilik rasa, yang Maha Mencintai … persiapkan perpisahan, meski luka, jadi cinta = luka :)

So, para pecinta … jikapun ALLAH menitipkan cinta, jangan pernah sedih ketika dia pergi, karena dia tidak kekal, jika tahu tidak kekal lalu apa yang harus ditangisi :)