Sesaat setelah Kemal Attaturk
menggantung tigapuluh ulama dan mengawasi gerakan perlawanan dari kubu Muslim,
ia katakan, “Ketahuilah, saya dapat membuat negara Turki menjadi negara
demokrasi bila saya dapat hidup lima belas tahun lagi. Tetapi jika saya mati sekarang
, itu akan memerlukan waktu tiga generasi.”
Begitulah Kamal Ataturk , selalu
berlaku angkuh di atas tindakan kekejaman dan anti Agama , seorang yang dikenal
sebagai pencetus Sekular Turki , penghancur kekhalifahan Turki .
Tahukah anda , bagaimana siksaan
Allah pada akhir masanya?
Kezoliman dan penghianatan Kamal
Ataturk hancurkan umat Islam di Turki sangat begitu kejam. Sekiranya Kamal
Ataturk ini lahir di zaman adanya rasul pada saat ketika wahyu masih ada,
tentunya bisa jadi namanya akan diabadikan seperti Firaun, Namrud dan Abu
Lahab.
Cara kematian yang Allah telah
datangkan kepada mereka yang zalim itu teramat tragis sekali. Kematian
merekapun teramat unik . Contohnya Namrud, mati karena sakit kepala
akibat dimasuki oleh seekor nyamuk melalui telinganya. Setiap kali ia
menjerit, doktor pribadinya memerintahkan dipukul kepalanya untuk mengurangi
kesakitannya. Setelah lama bergelut dengan sakratul maut, akhirnya beliau mati
dalam keadaan tersiksa dan terhina. Begitu juga dengan Firaun yang mati lemas
di dalam laut.
Jadi, tidaklah heran kalau
Kamal Ataturk juga menerima pembalasan yang setimpal dengan pembalasan yang
diterima oleh Namrud dan Firaun.
Menurut sejarah dalam buku-buku
biografinya, yang ditulis oleh para pendukungnya, kematian Kemal dikarenakan
akibat over dosis minuman keras. Ditambah lagi dengan berbagai
penyakit seperti penyakit kelamin, malaria , sakit ginjal dan lever.
Beliau meninggal dunia pada 10
November 1938 , Kulit di tubuh badannya rusak dengan cepat dan díganggu pula
oleh penyakit gatal-gatal. Doktor-doktor sudah memberi bermacam-macam salep
untuk diusap pada kakinya yang sudah banyak luka-luka karena tergaruk oleh
kukunya. Walaupun begitu beliau masih sangat angkuh. Di akhir-akhir hayatnya
yaitu ketika menderita sakratulmaut, anehnya beliau takut sekali berada di
istananya dan tubuhnya merasa panas maka ia ingin dibawa ke tengah laut dengan
kapalnya. Bila penyakitnya bertambah krisis, beliau tidak dapat menahan diri
daripada menjerit. Jeritan itu semakin kuat (hingga kedengaran di sekeliling
istana), Beliau berteriak kesakitan dalam sakratulmautnya dengan penuh azab di
tengah-tengah laut
Pada 29 September 1938 Kamal Ataturk
mengalami koma selama 48 jam. Pada 9 November, beliau mengalami koma kali
kedua. Dan sewaktu itulah air dalam perutnya disedot keluar. Beliau kemudiannya
tidak sadarkan diri selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia.
Cara kematiannya begitu menghinakan
sekali. Begitu pula setelah kematiannya. Mayatnya TIDAK dimandikan, tidak
dikafankan, tidak disembahyangkan dan tidak dikebumikan dengan segera seperti
yang dituntut oleh ajaran Islam. Tetapi sebaliknya, mayatnya diawetkan dan
diletakkan di ruang takhta di Istana Dolmabahce selama 9 hari 9 malam.
Setelah 9 hari, barulah mayatnya
disembahyangkan, itupun setelah didesak oleh seorang adik perempuannya.
Kemudian mayatnya telah dipindahkan ke Ankara dan dipertontonkan di hadapan
Grand National Assembly Building. Pada 21 November, dipindahkan pula ke sebuah
tempat sementara di Museum Etnografi di Ankara yang berdekatan gedung
parlemen
Lima belas tahun kemudian yaitu pada
tahun 1953, barulah mayatnya diletakkan di sebuah bukit di Ankara. Mayat
Ataturk tidak pernah dikebumikan. Tiada tanah yang layak untuk menjadi
kuburnya.
Begitulah cara Allah memberikan azab
untuk para penentangNya di dunia ini…Semoga para penzalim (yang masih diberikan
kehidupan oleh Allah SWT) terhadap umat Islam dapat segera bertaubat dan
berubah menjadi pendukung dan pembela Din Islam ini…aamiin ya Robbal Alamin.
(ikh/may)