Tudingan Intoleransi yang mencoreng Indonesia, khususnya kaum muslim
Indonesia di mata dunia, dipastikan hanya sebuah manuver yang dilakukan yahudi
dalam menyerang Islam. Respon kaum muslim yang tidak terprovokasi dan “stay cool”,
mampu menjadi penangkal efektif dalam merespon tudingan tersebut.
"Itu dagangan lama mereka (yahudi-red), setelah isu terorisme tidak
lagi laku,” ungkap ketua Arrahman Quranic Learning Centre, Ustaz Bachtiar Nasir
kepada Republika usai mengisi tausiyah di Masjid Al Murobbi, Bandung,
Kamis (7/6).
Menurutnya, umat Islam hari ini tidak terlalu merespon reaktif tudingan
tersebut. sebab, ungkap Ustaz Bachtiar, hal tersebut murni penilaian parsial
dari oknum-oknum yang telah mendustakan agamanya sendiri.
“Barat hari ini telah kalah, setelah melihat akar dan nilai Islam ini kita
kuat, terlebih usai gagalnya konser Lady Gaga,” ungkapnya.
Menjadi sebuah analisa yang memungkinkan, isu tersebut merupakan sebuah grand
design yang dilakukan musuh Islam, untuk turut serta memasukkan
nilai-nilainya dalam sistem hukum Indonesia atas nama Hak Asasi Manusia.
“Apalagi hari ini kita tengah menyiapkan UU Kesetaraan Gender dan Perilaku
Beragama, ia akan sumpal beberapa nilai liberalnya ke dalam aturan Indonesia,”
tambah Ustaz Bachtiar.