Setiap hari Muslim otak dan pikirannya dihancurkan dengan tuduhan
sebagai golongan yang tidak toleran. Otak dan pikiran Muslim dicuci. Muslim di
Indonesia selalu dituduh eksklusif, ekstrimis, militan, fundamentalis, dan anti
pluralisme.
Sebuah agama baru yang sekarang dibangun di Indonesia oleh berbagi
kalangan, yang tujuannya ingin melumpuhkan Muslim, dan tidak lagi
memiliki “sajaah” dan “ghirah”. Sekarang, banyak kalangan Muslim,
yang kemudian memiliki rasa takut, dan tidak berani menyatakan
identitasnya sebagai Muslim.
Padahal, membandingkan Muslim dengan umat lainnya, yang
minoritas, memiliki hak-hak sama, seperti Muslim. Tidak ada yang
dibeda-bedakan. Bahkan, mereka kalangan minoritas di Indonesia, berperan dan
memiliki peranan yang lebih penting dan besar dibandingkan dengan Muslim.
Tetapi, mereka kaum minoritas di Indonesia, masih menuduh Muslim tidak
toleran.
Belakangan mereka bukan hanya menuduh Muslim tidak toleran, tetapi mereka
sudah berani melaporkan Indonesia, yang dituduh melakukan
pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia kepada Komisi HAM PBB.
Di Indonesia berdasarkan undang-undang, ada 6 agama yang diakui
pemerintah, yaitu Islam, Kristen,Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. Mereka
tidak ada yang dibatasi dalam menjalankan kehidupan keagamaan yang mereka
yakini.
Pemerintah Indonesia menentapkan hari libur nasional, saat berlangsungnya
perayaan agama-agama yang ada di Indonesia. Kristen, Katolik, Hindu,
Budha, dan Konghucu, diberikan hari libur nasional. Tidak ada yang
dibatasi.
Bandingkan dengan negara Barat yang selama ini mengklaim menjunjung tinggi
HAM, bagaimana perlakuan mereka terhadap minoritas Muslim?
Di Perancis negeri yang jumlah Muslimnya hampir mencapai 10 persen dari
jumlah penduduknya yang berjumlah 80 jutajiwa. Apakah ada hari libur nasionaldi
Perancis saat Idul Fitri?
Di Perancis rasialisme dan diskriminasi, berlangsung sangat keras.
Perempuan tidak boleh menggunakan jilbab dan niqab (cadar). Muslim di Perancis
tidak boleh membangun menara masjid. Aktifitas mereka dibatasi dengan sangat
ketat. Pendidikan,ekonomi,sosial, dankebudayaan. Masyarakat Muslim dipandang
sebagai ancaman, dan mereka terus mendapatkan diskriminasi.
Di Belanda, Muslim dikeja-kejar oleh Geerd Wilders seperti binatang, dan
menyerukan pengusiran bagi warga Muslim, yang ada di negeri itu. Partai
Kebebasan yang merupakan sayap kanan, dipimpin Geerds Wilder, menyerukan
pengusiran Muslim dari daratan Eropa, tanpa henti. Sehingga, sekarang agenda
anti imigran, dan anti Muslim, menjadi agenda utama sayap kanan di Eropa.
Bayangkan Breivik, yang melakukan pembantaian massal di Swedia, dan
sebagian yang menjadi korban pemuda-pemuda Muslim, yang ikut berkemah
bersama dengan pemuda-pemuda lainnya. Breivik yang sangat ultra nasional,
memandang imigran dan Muslim menjadi ancaman.
Bandingkan dengan Barat dan Eropa yang sudah menjajah ratusan tahun dunia
Islam, dan merampok kekayaan negeri-negeri Muslim, dan terus membunuhi penduduk
Muslim, sampai hari ini tidak ada yang menuduh mereka sebagai tidak
toleran.
Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun, membunuhi rakyatnya, merampok
kekayaan alamnya, menanamkan kekafiran, dan berlangsung sampai sekarang.
Tetapi, adakah yang mengatakan Belanda tidak toleran.
Perancis dan Itali menjajah negara-negara Afrika Utara, betapa dengan
sangat biadabnya, membunuhi rakyat dikawasan itu, merampas kekayaan alamnya
sampai hari ini. Mereka bukan hanya memperbudak penduduk, merampas
kekayaan alam, tetapi memaksa penduduknya menerima kekafiran dan
kemusyrikan. Rakyat dipaksa memeluk agama Katolik. Di mana toleransi
mereka itu?
Bagaimana pemimpin agama Katolik di benua Eropa, membersihkan umat Islam
dari daratan Eropa? Umat Islam ditangkap hidup-hidup oleh para penguasa Katolik
dan Kristen, kemudian mereka dihukum mati, dibakar, dan dipotong dengan
golloutine, yang sangat menyeramkan. Masjid-masjid dihancurkan. Sebagian
djadikan gereja dan tempat maksiat.
Kisah yang paling menyeramkan, bagaimana ketika Romawi, berhasil
menguasai Yerusalem, di mana berlangsung pembantaian besar-besaran terhadap
penduduknya. Sampai digambarkan darah menggenang diatas matakaki. Karena begitu
banyak pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Romawi. Sangat berbeda
dengan Umar bin Khattab, ketika memasuki Yeruselam, berlangsung dengan
damai, tidak ada kekejaman di kota itu.
Apakah di Amerika Serikat, kaum Muslimin diberikan hak sama, seperti
mayoritas Krsiten di negeri itu? Tidak ada hari libur nasional bagi
wargaMuslim, saat mereka akan merayakan hari libur. Tidak ada hari libu saat
umat Islam, merayakan Idul Fitri. Muslim di Amerika harus mengambil cuti saat
mereka harus libur.
Di Amerika Serikat, yang “menuhankan” kebebasan, tetapi tidak memberikan
kebebasan kepada Muslim. Muslim di Amerika sebagai minoritas
tetap saja dibatasi hak-hak mereka. Apalagi, sesudah perisitwa 11
September. Kehidupan Muslim di Amerika dibawah pengawasan pemerintah secara
ketat. Bahkan, telpon yang mereka gunakan selalu disadap. Masjid-masjid di
awasi dengan sangat ketat aktifitasnya mereka.
Di Bali, saat golongan Hindu, merayakan hari raya Nyepi, tanpa
kecuali, umat Islam, dilarang melakukan aktifitas apapun, dan melarang
rumah-rumah Muslim,menyalakan lampu, dan melakukan aktifitas apapun.
Di Bali, warga Muslim, tidak boleh menggunakan pengeras suara, sebagai
panggilan shalat. Begitulah golongan Hindu Bali, membatasi umat Islam di
Bali. Adakah yang mengatakan golongan Hindu tidak toleran?
Adakah golongan Hindu di pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, yang harus dipaksa
mengikuti upacara hari-hari besar Muslim? Mereka bebas sebebasnya melakukan apa
saja yang mereka ingin.Tidak ada yang dibatasi.
Di Cina Muslim Uighur, ditembaki saat mereka melangsungkan shalat,
dan sekolah al-Qur’an dihancurkan oleh pasukan pemerintah. Mereka melarang
aktitifitas warga Muslim, yang melaksakanan perintah agamanya.
Di Indonesia, orang-orang China bebas-sebebasnya melakukan kegiatan apa
saja. Mereka menguasai seluruh sektor ekonomi,tidak ada yang
mempersoalkannya. Hari raya Konghucu, mereka menyelenggarakan upara keagamaan
dengan Barongsai. Tak ada yang melarang. Apakah masih kurang toleran Muslim di
Indonesia?
Memang, sejak zamannya Menteri Agama Mukthi Ali, sejumlah dosen IAIN,
dikirim ke Barat, ke Chicago, Canada, Australia, dan Inggris, serta Belanda,
dan kini mereka menjadi agen kaum kafir dan musyrik, dan melakukan tuduhan
terhadap Muslim sebagai golongan yang tidak toleran dan ekslusif. Mereka inilah
yang getol bersama dengan kafir-musyrik, mengkampanyekan Muslim itu, sebagai
tidak toleran.
Maka, tak heran sesudah puluhan tahun, usaha-usaha melumpuhkan aqidah dan
keyakinan Muslim, sekarang muncul generasi “bebek”, yang hanya menjadi
pengikut, dan tidak berani lagi menegakkan Islam, sebagai sistem kehidupan.
Sebuah peristiwa yang sangat dramatis dalam sejarah, di mana di awal
kemerdekaan, saat menyusun UUD (undang-undang dasar), sebagai konstitusi,
golongan Islam ingin memasukkan “tujuh kata” (kewajiban
menjalankan syariah Islam bagi pemeluk-pemeluknya), tetapi kata-kata itu
ditolak oleh golongan Kristen, yang diwakili AA.Maramis, dan bahkan
mengancam akan memisahkan diri dari Republik. Itulah tabiat orang
kafir-musyrik. Padahal, kewajiban menjalankan syariah Islam itu, tidak
diperuntukkan bagi mereka.
Mengapa Muslim takut dengan tuduhan tidak toleran oleh kafir-musyrik, dan
tidak berani menegakkan agama Allah, yang merupakan satu-satunya
kebenaran yang mulia? Wallahu’alam.