Ketua Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat bidang Kesehatan, Ribka Tjiptaning,
menganggap bahwa kampanye pemakaian kondom yang dilakukan oleh Menteri
Kesehatan Nafsiah Mboi salah sasaran.
"Yang saya kritisi kemarin jangan sampai niat baik Ibu Nafsiah untuk resiko seks tinggi itu jadi malah banyak negatifnya, karena diberikan pada remaja 15 tahun sampai 24 tahun," kata Ribka di gedung DPR, Kamis 21 Juni 2012.
Pada usia belum dewasa itu, menurutnya, rata-rata belum mengerti kegunaan dan
fungsi kondom. Sehingga dapat disalahgunakan. "Anak 15 tahun belum
mengerti. Sekali dapat dia main, besoknya ketagihan terus nggak ada kondom,
malah jadi gawat," kata Ribka.
Jika alasannya untuk mengurangi HIV/AIDS, Ribka Tjiptaning mengatakan bahwa
masalah penyebaran virus mematikan itu tak akan selesai dengan kampanye
penggunaan kondom. Pasalnya, kata Ribka, penyebaran HIV bukan hanya melalui
hubungan seks.
Ribka menceritakan, misalnya di Lembaga Permasyarakatan. Biasanya pengidap
HIV/AIDS tak mau menderita sendirian, sehingga ingin semua orang yang berada di
lingkungannya juga menderita penyakit yang sama.
"Misalnya, tusuk giginya ditaruh di rumah makan biar orang
ketularan," kata Ribka.
Selain itu, lanjutnya, penyebaran penyakit ini juga dapat dengan transfusi darah, melalui penggunaan jarum suntik, dan tato. "Jadi bukan dari seks saja," kata dia.
Untuk pencegahan dan penularan HIV, dia menyarankan agar Menkes lebih fokus
pada pemberian informasi yang mendalam terkait bahaya HIV/AIDS.
Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi sendiri menegaskan
tidak pernah mengatakan mau meningkatkan kampanye kondom di kalangan umum,
siswa-siswa dan remaja.
"Tetapi tetap kami kampanyekan kondom ke setiap pelaku hubungan seks berisiko. Karena itu adalah salah satu indikator MDG," kata dia, Rabu 20 Juni 2012.
Dia menambahkan, seks berisiko di Indonesia terjadi pada semua umur, suami istri atau di luar hubungan pernikahan. "Yang kami maksud dengan seks berisiko adalah seks dengan risiko penularan penyakit atau risiko kehamilan yang tidak direncanakan," kata Nafsiah.(fq/viva)