Kamis, 21 Juni 2012

Islamophobia! IAIN Sunan Ampel Membubarkan Kajian-kajian Anti-Liberal

Kalangan pengusung liberalisme memang tidak pernah tinggal diam melihat ghirah gerakan-gerakan Islam yang mulai gencar memurnikan akidah. Hal itu terbukti dari sikap islamophobia ditunjukkan oleh pihak rektorat IAIN Sunan Ampel Surabaya. Sebuah kelompok diskusi mahasiswa (liqa’) yang digelar pada 31 Mei lalu dibubarkan dengan paksa. Hal ini juga menunjukkan sikap inkonsistensi mereka dalam menggulirkan isu toleransi untuk menyikapi perbedaan.


Diskusi dwi-mingguan yang diadakan oleh Gerakan Mahasiswa (GEMA) Pembebasan dengan jumlah peserta 16 mahasiswa tersebut, didatangi oleh kurang lebih 25 anggota DEMA (Dewan Mahasiswa) dan salah seorang pihak rektorat. Dua perwakilan kelompok diskusi, Hari Subagyo dan Ahsan Hakim menemui mereka untuk berdialog. Tetapi upaya itu gagal dan diskusi pun dibubarkan. Bahkan saat itu hampir terjadi aksi pemukulan terhadap dua perwakilan kelompok diskusi tersebut dengan kursi, namun berhasil dicegah.

Hal ini kemudian ditanggapi oleh pengurus HTI (Hizbut Tahrir) DPD Surabaya dan TPM (Tim Pengacara Muslim) untuk datang bertabayyun mengenai peristiwa tersebut kepada Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. Abd. A’la, MA.

Dan telah dibenarkan, bahwa aturan kampus telah melarang semua aktivitas baik diskusi, demonstrasi, maupun membagikan selebaran oleh organisasi mahasiswa yang dianggap bertentangan dengan ideologi Pancasila. Adapun pihak-pihak yang dimaksud bertentangan dengan Pancasila seperti GEMA Pembebasan, KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan Hizbut Tahrir Indonesia.

Hal ini sangat menandakan sikap intoleransi, diskriminasi dan anti-dialog, yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pendukung liberalisme. Sama sekali tidak mencerminkan sebagaimana sikap toleransi dan pembelaan mereka terhadap pemikiran-pemikiran Barat seperti sekularisme, liberalisme dan kelompok-kelompok yang menyimpang dalam Islam.